Jumat, 06 September 2013

St. Maria a Fatima Pekanbaru: OMK Melompati Pagar Gereja (Aksi Sosial Berbagi Masker Gratis)

Sebuah cerita klasik yang terjadi di kota Pekanbaru akhir-akhir ini, jarak pandangan menjadi berkurang dan saluran pernapasan terganggu. “Yaa.. Asap, lagi lagi asap”. Rabu [28/08], dengan semangat kemerdekaan yang masih membara, Orang Muda Katolik Santa Maria a Fatima Pekanbaru (OMK St. MaF PKU)  kembali turun ke jalan berinisiatif melakukan aksi sosial yaitu "bagi-bagi masker gratis" kepada segenap warga. Aksi ini dilakukan menanggapi maraknya asap tebal yang ditimbuklan akibat pembakaran lahan maupun hutan di wilayah Riau sendiri. Dalam seminggu terakhir ini titik api di wilayah kabupaten Pelalawan terus meningkat yang menyebabkan kualitas udara  sudah tidak sehat lagi.
Pukul 18.00 WIB, tepatnya di persimpangan empat lampu lalu lintas pinggiran kota Pekanbaru, perwakilan OMK yakni Angelus Garry (Ajus) meminta izin secara lisan kepada Petugas Kepolisian setempat untuk melakukan aksi ini. Setelah izin didapatkan dengan instruksi berhati-hati, teman-teman OMK kemudian segera menyebar di setiap titik pemberhentian dan sigap membagikan masker-masker kepada pengguna jalan. Wajah-wajah gembira dan sangat membutuhkan dari pengendara terutama sepeda motor terlihat sangat jelas saat masker dibagikan, bahkan ada beberapa pengendara sepeda motor yang sengaja menghampiri untuk mendapatkan masker.

"Ternyata rasanya senang ya mas bisa ikut bagi-bagi masker gini" kata Bang Bedson Gultom, salah satu perserta, kepada penulis yang mengaku baru sekali mengikuti kegiatan seperti ini. Kurang lebih 20 kotak atau sekitar 1000 masker terbagi habis sore itu. Dengan bantuan masker ini, diharapkan dapat mencegah penyakit sesak nafas, ispa dan lain sebagainya akibat kabut asap. Selain membagikan masker, OMK juga membagikan selebaran yang mengajak untuk mengingat kembali pentingnya gaya hidup sehat dan ajakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk seperti membuang puntung rokok sembarangan, yang tanpa disadari kebiasaan buruk kecil seperti ini mampu memicu terjadinya kebakaran. Aksi ini merupakan yang kedua kalinya setelah [28/06] tepat dua bulan yang lalu terjadi bencana asap serupa. OMK memandang kegiatan seperti ini harus menjadi perhatian khusus dan penting demi mewujudkan OMK yang peduli dan bermasyarakat serta mempertahankan eksistensi sebagai pemegang identitas Katolik terutama di bumi Lancang Kuning. (Ambrosius Wahono & Michael Wilzon Sitinjak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites