Beatifikasi Uskup Oscar Arnulfo Romero

Biografi Uskup Oscar Romero.

Berakar Dalam Kristus, Membangun Gereja Yang Mandiri dan berbuah

DYD merupakan kesempatan emas bagi kaum muda katolik sekeuskupan yang tediri dari wakil/utusan paroki, kelompok kategorial muda yang ada di keuskupan untuk merumuskan visi dan misi pastoral kaum muda ke depan berdasarkan potret omk masa kini dan masa lampau..

PESAN PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI ORANG MUDA KE-30

INDONESIAN YOUTH DAY 2016 - MANADO. Siapkan Dirimu

IYD - perjumpaan OMK se Indonesia. Menjadi peluang untuk membuka perspektif OMK agar menjadi lebih luas dari paroki dan Keuskupan.

MEKAR MARET 2015

sALING MELAYANI DALAM KASIH. Media Ekspresi Kreasi Anak-anak Keuskupan Padang

Kamis, 15 Desember 2011

Sondang Hutagalung dan makna Hidup

Teman muda, aksi bakar diri Sondang Hutagalung dapat dilihat sebagai kekecewaan seorang muda melihat kondisi saudara dan bangsanya. Ada semangat yang menyala dan berkobar dalam dirinya , dan semua itu memuncak ketika kekecewaan itu tidak didengar oleh para penguasa.

Indonesian Youth Day (IYD) 2012 di Sanggau


INDONESIAN YOUTH DAY 2012 
Sanggau (Kalimantan Barat), 22 – 28 Oktober 2012

Berakar dan dibangun dalam Yesus Kristus, Berteguh dalam Iman
(bdk. Kol 2:7)

LATAR BELAKANG
Sebagaimana pernah dinyatakan Mgr. Soegijapranoto (alm.) dengan slogannya yang terkenal ’100% Katolik, 100% Indonesia’, Orang Muda Katolik (OMK) Indonesia tumbuh dan berkembang dalam kekatolikan dan keindonesiaan. OMK, justru karena imannya, tergerak untuk terlibat dalam kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan masyarakat Indonesia, terutama yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel (bdk. Gaudium et Spes 1, Matius 25:40).

Rabu, 14 Desember 2011

Pesan natal Bersama PGI - KWI Tahun 2011


“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar” (Yes. 9:1a)

Saudara-saudari yang terkasih,
segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.

Telah tiba pula tahun ini hari Natal, perayaan kedatangan Dia, yang dahulu sudah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya sebagai “seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita, lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”[1]. Tokoh inilah yang disebutnya juga di dalam nubuatan itu sebagai “Terang yang besar” dan “yang dilihat oleh bangsa-bangsa yang berjalan dalam kegelapan”[2]. Inilah Kabar Gembira tentang kedatangan Sang Juruselamat, Yesus Kristus, Tuhan kita.

Pada hari Natal yang pertama itu, para gembala di padang Efrata, orang-orang kecil, sederhana dan terpinggirkan di masa itu, melihat terang besar kemuliaan Tuhan bersinar di kegelapan malam itu[3]. Mereka menanggapi sapaan ilahi “Jangan takut” dengan saling mengajak sesama yang dekat dan senasib dengan mereka dengan mengatakan satu sama lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita”[4]. Para Majus yang masing-masing telah melihat terang besar di langit negara asal mereka, telah menempuh perjalanan jauh untuk mencari dan mendapatkan Dia yang mereka imani sebagai Raja yang baru lahir. Mereka bertemu di Yerusalem dan mengatakan: “Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia”[5].  Sayang sekali, bahwa di samping para gembala dan para Majus dari Timur yang tulus itu, ada pula Raja Herodes. Ia juga mendapat tahu tentang kedatangan Yesus, bukan hanya dari para Majus, tetapi juga dari keyakinan agamanya, tetapi ia malah merasa tersaingi dan terancam kedudukannya. Maka dengan berpura-pura mau menyembah-Nya, ia mau mencari-Nya juga dengan maksud untuk membunuh-Nya. Ketika niat jahatnya ini gagal, ia malah melakukan keja hatan lain dengan membunuh anak-anak tak bersalah dari Bethehem[6].
Kepada kitapun, yang hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan merayakan Natal pada tahun 2011 ini, telah disampaikan Kabar Gembira tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus, yang adalah “Firman, yang di dalamnya ada hidup dan hidup itu adalah terang bagi manusia”[7]. Memang, yang kita rayakan pada hari Natal itu adalah: “Terang yang sesungguhnya yang sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya”[8]. Tetapi sayangnya ialah bahwa, “dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya”[9]. Dan kita tidak bisa, bahkan tidak boleh,  menutup mata untuk itu. Kita juga menyaksikan, bahwa bangsa kita masih mengalami berbagai persoalan. Kemiskinan sebagai akibat ketidakadilan masih menjadi persoalan sebahagian besar bangsa kita, yang mengakibatkan masih sulitnya menanggulangi biaya-biaya bahkan kebutuhan pokok hidup, apalagi untuk pendidikan dan kesehatan. Kekerasan masih merupakan bahasa yang digemari guna menyelesaikan masalah relasi antar-manusia. Kecenderungan penyeragaman, ketimbang keanekaragaman masih merupakan pengalaman kita. Akibatnya, kerukunan hidup, termasuk kerukunan antar-umat beragama, tetap masih menjadi barang mahal. Korupsi, bukannya dihapuskan, tetapi malah makin beranak-pinak dan merasuki segala aras kehidupan bangsa kita bahkan secara membudaya. Penegakan hukum yang berkeadilan dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia masih merupakan pergumulan dan harus tetap kita perjuangkan. Pencemaran dan perusakan lingkungan yang menyebabkan bencana alam, seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetap mencemaskan kita. Mereka yang diberi amanat dan kekuasaan untuk memimpin bangsa kita ini dengan benar dan membawanya kepada kesejahteraan yang adil dan merata, malah cenderung melupakan tugas-tugasnya itu.
Oleh karena itu, saudara-saudari yang terkasih, dalam pesan Natal bersama kami tahun ini, kami hendak menggarisbawahi semangat kedatangan Kristus tersebut dengan bersaksi dan beraksi, bukan hanya untuk perayaan Natal kali ini saja, tetapi hendaknya juga menjadi semangat hidup kita semua:
  • Sederhana dan bersahaja: Yesus telah lahir di kandang hewan, bukan hanya karena “tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan”[10], tetapi justru karena Dia yang “walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”[11].
  • Rajin dan giat: seperti para gembala yang setelah diberitahu tentang kelahiran Yesus dan tanda-tandanya, lalu  “cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria, Yusuf dan bayi itu”[12].
  • Tanpa membeda-bedakan secara eksklusif: sebagaimana semangat kanak-kanak Yesus yang menerima para Majus dari Timur seperti adanya, apapun warna kulit mereka dan apapun yang menjadi persembahan mereka masing-masing[13].
  • Tidak juga bersifat dan bersikap mengkotak-kotakkan, karena Yesus sendiri mengajarkan bahwa “barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu”[14].
Saudara-saudari yang terkasih,
Tuhan Yesus, yang kedatangan-Nya sudah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya hampir delapan ratus tahun sebelum kelahiran-Nya, disebut sebagai “terang besar” yang “dilihat oleh bangsa-bangsa yang berjalan di dalam kegelapan”[15]. Nubuat itu direalisasikan-Nya sendiri dengan bersabda: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, me-lainkan ia akan mempunyai terang hidup”[16]. Di samping penegasan tentang diri-Nya sendiri itu, barangkali baik juga kita senantiasa mengingat apa yang ditegaskannya tentang kita para pengikut-Nya: “Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepa-danya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi”[17].
Akhirnya marilah kita menyambut kedatangan-Nya dengan sederhana dan tidak mencolok karena kita tidak boleh melupakan, bahwa sebagian besar bangsa kita masih dalam kemiskinan yang ekstrim. Dengan demikian semoga terjadilah kini seperti yang terjadi pada Natal yang pertama:
”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya”[18].

SELAMAT NATAL 201DAN TAHUN BARU 2012
Jakarta, 17 November 2011


                                                              Atas nama



PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA
DI INDONESIA  (PGI),
KONFERENSI WALIGEREJA
INDONESIA (KWI),



Pdt. Dr. A.A. Yewangoe
Ketua Umum
Mgr. Martinus D. Situmorang, OFMCap.
Ketua



Pdt. Gomar Gultom, M.Th.
Sekretaris Umum
Mgr. Johannes Pujasumarta
Sekretaris Jendral

Sabtu, 03 Desember 2011

OMK Payakumbuh

"OMK Paroki Payakumbuh masih aktif sampai sekarang", ini disampaikan oleh Uly ketua OMK Paroki Payakumbuh dengan semangat melalui chat facebook. OMK Payakumbuh selalu berkumpul dua kali dalam sebulan dan selalu menjadi petugas liturgi di gereja setiap bulannya. Selain itu teman-teman muda di Payakumbuh memiliki kegitan tahunan yaitu bazar natal yang berisi banyak permainan dan kupon berhadiah. Disamping itu juga OMK juga aktif dalam pendampingan BIA (Bina Iman Anak). "Akhir-akhir ini kami sibuk dengan latihan koor untuk Natal" ujar Uly.

Jumat, 02 Desember 2011

OMK dalam Musyawarah Pastoral (MUSPAS) Keuskupan Padang 2011

Orang Muda Katolik Mentawai turut tampil dalam pentas seni budaya saat Musyawarah Pastoral 2011

PROFIL


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites