INDONESIAN YOUTH DAY 2012
Sanggau (Kalimantan Barat), 22 – 28 Oktober 2012
Berakar dan dibangun dalam Yesus Kristus, Berteguh dalam Iman
(bdk. Kol 2:7)
LATAR BELAKANG
Sebagaimana pernah dinyatakan Mgr. Soegijapranoto (alm.) dengan slogannya yang terkenal ’100% Katolik, 100% Indonesia’, Orang Muda Katolik (OMK) Indonesia tumbuh dan berkembang dalam kekatolikan dan keindonesiaan. OMK, justru karena imannya, tergerak untuk terlibat dalam kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan masyarakat Indonesia, terutama yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel (bdk. Gaudium et Spes 1, Matius 25:40).
Sikap itulah yang perlu terus-menerus diupayakan, baik secara pribadi maupun bersama, dalam segala jenjang. OMK Indonesia perlu bekerja sama dengan semua pihak yang berkehendak baik, untuk mewujudkan masyarakat yang semakin bermartabat, adil dan sejahtera.
Keinginan baik itu menemui banyak tantangan, terutama dalam situasi dan kondisi Indonesia saat ini. Sejak 1997, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) melalui Surat Gembala Prapaskah telah menyerukan keprihatinan terhadap rusaknya keadaban publik, khususnya berupa kerusakan moral hampir di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selanjutnya, melalui Surat Gembala Paskah KWI 2001, keprihatinan yang sama kembali diungkapkan. Dua tahun kemudian, dalam Nota Pastoral KWI 2003, berbagai masalah serius di Indonesia disimpulkan sebagai hancurnya keadaban, sehingga kesejahteraan bangsa Indonesia sulit dicapai. Pada 2004, KWI mengeluarkan Nota Pastoral berjudul Keadaban Publik: Menuju Habitus Baru Bangsa, yang disambung dengan Nota Pastoral ada 2006 yang berjudul Habitus Baru: Ekonomi yang Berkeadilan.
Hingga kini, terbangunnya habitus baru demi terbentuknya keadaban publik masih perlu terus diperjuangkan. OMK Indonesia, sebagai bagian dari Gereja Katolik Indonesia, diharapkan mampu menjadi agen-agen transformasi nilai menuju keadaban publik. Jumlah OMK Indonesia yang meliputi 60% populasi warga Katolik Indonesia menuntut perhatian serius dari Gereja dan Pemerintah dari waktu ke waktu. Mereka meliputi para lajang usia 13-35 tahun yang diharapkan berperan makin besar bagi masa depan Gereja dan bangsa Indonesia.
Gereja sungguh memperhatikan bagaimana berkatekese (memberi pengajaran dan pendampingan iman) bagi anak-anak dan Orang Muda. Gereja menyiapkan orang muda bagi kesanggupan-kesanggupan yang penting dalam kehidupan orang dewasa. Saatnya Injil disajikan kepada OMK, agar dimengerti dan diterima sebagai pemberi makna kahidupan. Tanpa Injil Kristus, sikap-sikap mental tertentu tak bisa dijelaskan secara mendalam kepada OMK, misalnya sikap lepas bebas, sikap keadilan, sikap menahan diri, komitmen, perdamaian, kepekaan terhadap Allah. Itu semua mesti hidup dalam diri orang muda Katolik yang membedakannya dari yang lain sebagai murid Kristus (Catechesi Tradendae # 39).
Karena itu, mutlak kepada OMK yang memiliki bahasa tertentu itu, diberikan pengajaran iman yang khas dan menjadi gerakan bersama serentak di semua keuskupan. Pribadi Sang Penyelamat wajib disampaikan kepada OMK disertai kesadaran bahwa OMK kendati kadang-kadang secara agak kabur, bukan hanya siap sedia dan membuka hati, melainkan sungguh-sungguh berhasrat mengenal Yesus… yang disebut Kristus (Mat 1:16, bdk. CT 40).
Satu bentuk perhatian Gereja terhadap OMK adalah penyelenggaraan acara berupa perjumpaan bagi OMK itu sendiri. Dalam perjumpaan tersebut, OMK dikondisikan untuk dapat melakukan sharing iman & meneguhkan. Melalui sharing iman itu, OMK diharapkan dapat memperoleh inspirasi dan keberanian untuk menjalani ajaran Kristus dalam hidup mereka sehari-hari.
Di tingkat dunia, perjumpaan OMK dilaksanakan dalam bentuk World Youth Day, sedangkan di tingkat regional misalnya, dilaksanakan Asian Youth Day. Sejumlah keuskupan di Indonesia pun memandang penting perjumpaan OMK itu dan mengadakan acara Diocese Youth Day. Dalam sejumlah kesempatan perjumpaan itu, disadari bahwa pertemuan OMK di tingkat nasional belumlah ada.
Pertemuan OMK se-Indonesia memiliki arti penting. OMK merupakan kekuatan pendorong (driving force) pada masa sekarang maupun masa datang bagi Gereja dan masyarakat yang memerlukan wawasan nasional. Pertemuan tersebut merupakan peluang untuk membuka perspektif OMK agar menjadi lebih luas daripada lingkup paroki dan keuskupan. Pertemuan itu pun diharapkan mempertebal solidaritas, jejaring, & kesatuan iman Katolik bagi OMK seluruh Indonesia.
Dengan mempertimbangkan ciri-ciri dan kebutuhan OMK Indonesia yang khas dan begitu kompleks di zaman kini serta mutlak membutuhkan pendampingan iman, para Uskup Indonesia yang tergabung dalam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) saat sidangnya pada Oktober 2010, telah menyetujui diadakan acara bersama bagi Orang Muda Katolik Indonesia pada tingkat nasional, yang disebut Indonesian Youth Day (IYD) pada 2012.
Tujuan IYD
Pertemuan OMK se-Indonesia melalui kegiatan IYD merupakan kesempatan untuk berbagi dalam keberagaman. Tujuan penyelenggaraan IYD 2012 adalah sebagai berikut.
A. Tujuan Umum
Tujuan umum IYD 2012 adalah menyelenggarakan satu sarana bagi Gereja Katolik untuk membawa Kristus kepada OMK dan membawa OMK pada Kristus dengan cara yang khas dan menggairahkan warga Gereja secara umum serta OMK itu sendiri.
B. Tujuan Khusus
Tujuan khusus IYD 2012 adalah sebagai berikut.
- IYD 2012 menjadi kesempatan emas bagi OMK untuk saling mengenal dan mencintai Gereja Katolik Indonesia serta budaya dan adat istiadat Nusantara. IYD 2012 menjadi ruang belajar bagi OMK untuk bersama-sama mengalami universalitas dan kemajemukan di dalam Gereja Katolik dan bangsa Indonesia.
- IYD 2012 menjadi peluang untuk mencapai mutual understanding; pemahaman satu sama lain, tentang situasi, kondisi, posisi, peran yang jika disinergikan dapat menjadi kekuatan bersama OMK dan Gereja Katolik Indonesia.
- IYD 2012 menjadi kesempatan OMK untuk berbagi pengalaman iman sekaligus mendapat pembaruan iman.
- IYD 2012 memberikan inspirasi dan keberanian kepada kaum muda dalam menjalani ajaran Kristus di dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat.
Menindaklanjuti rekomendasi Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI), Oktober 2010 yang bertema Menemukan Wajah Yesus dalam Realitas Kemiskinan, Budaya-budaya dan Agama-agama, arah IYD adalah katekese yang kreatif, ibadah yang penuh ilham, serta kegiatan yang memberi pencerahan bagi OMK Indonesia.
Dalam proses persiapan IYD 2012 ini, Keuskupan Sanggau (Kalimantan Barat) menyatakan kesediaannya menjadi tuan rumah pelaksanaan IYD 2012. Kesediaan ini menjadi nilai tambah pada penyelenggaraan IYD 2012. Potensi hasil adat dan budaya tuan rumah yaitu Kalimantan Barat (khususnya Sanggau, Sintang dan Pontianak), makin dikenal secara meluas dan makin menjadi kebanggaan nasional. Adat dan budaya Dayak di Kalimantan Barat merupakan daya tarik yang indah bagi orang muda pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dari seluruh nusantara. Melalui IYD 2012, Gereja Katolik terpanggil untuk bertindak nyata mendampingi OMK, sekaligus mengangkat pesona Kalimantan Barat pada umumnya dan Sanggau pada khususnya.
Waduh jauh juga nih IYD :D
BalasHapussalam kenal dari mudika Ignatius Loyola dari Salatiga Jawa Tengah
www.mudika-iglo.com