Menaggapi inisiatif untuk mengadakan pelatihan ini
para peserta umumnya memberikan komentar yang positif. Salah seorang peserta
utusan dari OMK Dumai, Rezeki Bastian Sebastianus Panjaitan, mengomentari bahwa
pelatihan ini sangat bagus terutama untuk memberikan pengetahuan tentang
bagaimana menulis berita dan feature secara baik dan benar bagi para peserta. Oleh
karena itu menurutnya, pelatihan ini perlu diadakan secara berkala khususnya
bagi kaum muda agar mereka menjadi lebih peka terhadap peristiwa –peristiwa
yang terjadi di sekitar lingkungan masyarakat dan Gereja. Lebih jauh ia
menambahkan, dengan kegiatan ini orang muda semakin diberi kepercayaan oleh
Gereja, orang tua dan para pastor untuk menjadi tulang punggung perkembangan
Gereja yang bermutu melalui tulisan-tulisan yang berkualitas. Karena sering
kali dalam Gereja itu sendiri kurang mendapat kepercayaan.
Hal senada ditambahkan oleh peserta lain. Sisca
Fitriana Sinaga, OMK utusan dari Paroki Bagan Batu dan Andreas Urip Waluyo
dalam komentar mereka menyatakan bahwa pelatihan ini sangat menyenangkan dan
membantu kaum muda serta peserta lain untuk lebih memahami tentang apa itu
jurnalistik. Oleh karena itu sebaiknya kegiatan-kegiatan seperti ini perlu
diadakan secara berkala. Akan tetapi di lain pihak, seperti ditandaskan peserta
utusan dari Yayasan Prayoga, Bapak Marlan Pasaribu, pelatihan ini perlu
ditindaklanjuti dalam praktiknya. Artinya, pelatihan ini tidak habis di sini
tetapi membawa dampak perubahan bagi gereja terutama kaum muda. Oleh karena itu
pihak Gereja sendiri juga mesti berani bersama kaum muda untuk berinisiatif
bukan saja untuk menulis dan mengirim berita serta menghasilkan buletin tetapi
juga memberdayakan kaum muda secara intelektual seperti memberikan beasiswa
kepada orang muda melalui test yang ketat, dan secara finansial dalam menopang
hidup dan kemandirian kaum muda melalui hasil olah berita dan buletin mereka.
Pelatihan yang juga diadakan atas kerjasama dengan
paroki-paroki se-Riau daratan ini diadakan di Aula SMA St. Maria Pekanbaru.
Dalam pelatihan ini para peserta dibekali dengan teori sekaligus praktik
menulis berita, membuat feture, proses
wawancara dan setting lay out, serta
hal-hal teknis lainnya dalam jurnalistik. Mereka umumnya tak segan-segan
mengajukan pertanyaan, saran dan masukan lainnya dalam hubungannya dengan teori
dan praktik jurnalistik. Dalam proses wawancara para peserta dibagi dalam
kelompok-kelompok, 7 kelompok. Dalam kerja kelompok itu para peserta ditugaskan
untuk membuat buletin kelompok. Dalam tugas praktek mengumpulkan berita dan
wawancara umumnya para peserta melakukannya di wilayah lingkungan sekolah St.
Maria dan lingkungan sekitarnya.
Selepas proses praktik para peserta kembali berembuk
untuk menulis berita secara utuh dan merancangnya menjadi sebuah buletin. Dalam
waktu yang begitu singkat para peserta mampu dengan baik menghasilkan buletin
kelompok mereka. Dengan keceriaan dan rasa puas mereka menampilkan buletin
mereka pada papan pajangan yang dipersiapkan oleh panitia. Mereka juga diminta
untuk mendeskripsikan dan mensharekan pengalaman mereka dalam praktik menulis
berita, wawancara dan akhirnya menghasilkan sebuah buletin.
Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Delkomsos
Keuskupan Padang, Pastor Fransiskus Riduan Naibaho, Pr dan ketua panitia
pelatihan Pastor Yustinus Monang Damanik, Pr. Kegitan ini juga diselingi oleh
perayaan Ekaristi, snack dan makan minum yang difasilitasi oleh panitia. “Dengan
kegiatan pelatihan jurnalistik seperti ini kita diharapkan mampu menganalisa
situasi dan mengungkapkannya untuk tujuan kebaikan melalui buletin dan
informasi paroki” tandas Pastor Riduan dalam kata sambutan pembukanya. (ds)
Untuk berita ini kami sadur murni (menyertakan sumber) di blog kami, ya... Trims a lot..
BalasHapusGBU
-Tim Warta Paroki St Paulus Pekanbaru -
http://santopauluspku.wordpress.com/2013/03/25/pelatihan-jurnalistik-pekanbaru/