PMKRI CABANG PEKANBARU
PERANKAN KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS
Jumat
(3/4) pagi tepatnya pukul 07.45 WIB ratusan umat Katolik berkumpul di Kompleks
Gereja Paroki Santa Maria a Fatima Jl. A Yani no. 48 Pekanbaru. Seperti
biasanya umat berkumpul untuk
menyaksikan drama kisah sengsara Yesus Kristus
pada jumat agung. Drama Jalan salib sesuai jadwal akan mulai pada pukul 08.00
WIB dan akan diperankan oleh kader-kader Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik
Indonesia (PMKRI) Cabang Pekanbaru Sanctus Albertus Magnus.
Peristiwa
jalan salib yang digelar dengan tablo atau drama kolosal ini mengisahkan
tentang perjalanan Yesus Kristus mulai dari ditangkap prajurit Romawi sampai
menuju ke puncak Gunung Golgota atau Gunung Tengkorak di mana akhirnya Yesus
disalibkan dan wafat.
Tidak
sedikit umat Katolik yang terdiri atas anak-anak, kaum muda maupun orang tua
larut dalam kisah sengsara Yesus Kristus yang mendapatkan siksaan sepanjang
perjalanan hingga tidak sedikit umat yang antusias dan larut dalam haru
sepanjang peristiwa. Sehingga ada pula
yang meneteskan air mata.
Kisah
sengsara Yesus ini diharapkan dapat menggugah hati manusia khususnya umat
Katolik untuk lebih merasakan bagaimana pengorbanan Yesus yang menderita hingga
wafat di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Bagi
Asprella Saka Justeven Leonard Pinem menjadi pemeran Yesus awalnya sangat berat
karena merasa akan menjadi beban baginya. Tetapi setelah mendapat dorongan dan
saran dari saudara maka terbukalah hatinya untuk memerankan Yesus. Tak sampai
disitu disaat latihanpun dia kerap kali hendak mengundurkan diri karena latihan
yang menyita waktu dan lumayan berat hingga tak jarang menyisakan lecet dalam
tubuh. Namun mantan seminaris ini mengurungkan niat tersebut karena menyadari
apa yang dialami dan dirasakannya belum sebanding dengan pengorbanan Yesus
dalam menebus dosa manusia. Pada saat pucak acarapun anggota muda PMKRI ini
masih merasa gugup tetapi dia mengaku berdoa dan merasa Yesus hadir dalam
dirinya hingga mampu memerankan Yesus dengan penuh penghayatan.
“Melalui peran yesus ini saya semakin memahami pengorbanan dan penderitaan Yesus
serta mendapatkan banyak pelajaran dan doa saya terkabul disini” ucapnya.
Pengakuan
lain dari Prandika Ginting pemeran Pilatus. Melalui peran ini dia mampu
merasakan bagaimana kebimbangan dalam hati Pilatus dalam memutuskan bagi Yesus
saat itu. Dia juga berharap kesan menyelamatkan diri sendiri melalui cuci
tangan yang diperagakan pilatus tidak ditiru oleh umat katolik. Karena
mencerminkan keegoisan dalam diri. “Melalui peran ini saya semakin paham tentang kisah sengsara Yesus dan menambah
pemahaman akan peristiwa-peristiwa penting dalam tradisi gereja” tambahnya.
Bagi
Florentina Martha Sinaga salah seorang umat Drama jalan salib kali ini memang
bukan yang pertama kali saya saksikan tetapi menjadi baru karena pertama kali
di Paroki ini. Kisah sengsara kali ini sangat berkesan karena makna dari
sengsara yesus tersampaikan dengan baik kepada kami umat yang menerimanya.
“Melalui
kisah sengsara ini saya diingatkan kembali akan pengorbanan Yesus demi menebus
dosa manusia. Untuk itu marilah kita lebih mendekatkan diri kepadaYesus melalui
kasih terhadap sesama kita” tuturnya.
Kesan
lain datang dari Yos Laurensius Sembiring. Baginya Peristiwa jalan salib kali
ini bagus dan membuat saya terharu serta semakin memberikan pemahaman akan arti
pengorbanan. Untuk itu sebagai seorang katolik saya disadarkan akan pengorbanan
yesus dalam memanggul salibnya. Oleh karenanya sebagai umat harus semakin
memahami dan mampu memanggul salibnya sendiri yang dicerminkan melalui
perbuatan dalam hidup sehari-hari.
Pastor
Benedictus Manullang, Pr berpesan melalui kisah sengasara ini sebagai umat
katolik kita dapat menghayati dan merasakan penderitaan Yesus. Kemudian diakhiri
dengan doa Penutup dan berkat oleh Pastor Benedictus Manullang, Pr yang juga
Pastor Moderator PMKRI Cabang Pekanbaru “Sanctus Albertus Magnus”.
Ketua
Presidium PMKRI Cabang Pekanbaru Fibrisio H Marbun tak lupa mengucapkan
terimakasih kepada para Pastor, Diakon, Suster serta seluruh umat yang turut
hadir dalam kisah senggara yesus kristus tersebut. Dia juga berharap melalui
kisah sengsara ini umat katolik digugah hatinya untuk lebih peka terhadap
kondisi-kondisi sosial kekinian serta menjadikan kisah sengsara yesus ini
sebagai refleksi bagi pribadi untuk lebih menanamkan nilai-nilai kekatolikan
dalam diri serta kepedulian terhadap sesama manusia.
“Marilah
kita jadikan kisah sengasara Yesus ini sebagai refleksi bagi kita untuk
menanamkan nilai-nilai kekatolikan serta meneladani Kristus dalam melakukan
karya-karya pergerakan dalam kehidupan kita sehari-hari” ungkapnya. (Kiriman Fibrisio H. Marbun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar