“Jangan samakan kegiatan Bina Iman Anak (BIA) dengan proses belajar-mengajar di sekolah, kegiatan BIA dimaksudkan untuk memberikan teladan hidup yang sesuai dengan iman Katolik kepada anak-anak”, demikian penjelasan pendamping kursus, Bpk. Cahyo dari Komkat Padang, dihadapan peserta Kursus Bina Iman Anak.
Kursus ini berlangsung di Paroki St. Barbara Sawahlunto, tanggal 18 – 21
Juli 2012 yang lalu, dengan jumlah peserta 21 orang. Ikut dalam kursus ini
peserta dari Stasi Solok (7 orang), Sungai Tambang (5 orang), Sungai Rumbai (3
orang), Muaro Sijunjung (1 orang), dan stasi pusat sendiri; Stasi Sawahlunto (5
orang). Mereka yang hadir ini sebahagian besar sudah pernah menjadi pendamping
kegiatan BIA di stasi mereka masing-masing.
Dalam sambutannya, P. Philips Rusihan Sakti, Pr., selaku pastor paroki,
memaklumi kalau peserta lebih banyak diikuti oleh ibu-ibu dan OMK putri. Tanpa
bermaksud membedakan siapa yang lebih bertanggung jawab dalam membesarkan dan
mendidik anak, namun memang diakui, umunya, ibu-ibu lebih menaruh perhatian dan
dekat dengan anak. Pada kesempatan lain, peserta juga mendapatkan motivasi dan
inspirasi; berupa penyadaran dan semangat, akan pentingnya kursus ini.
Pada hari pertama kursus, peserta mendapat gambaran tentang potret kegiatan
BIA yang terjadi selama ini. Tampil, pertama, memberikan pandangannya Ibu Asi
Paulina Nainggolan dari Stasi Sawahlunto, kemudian dilanjutkan oleh Putri
Veronica Turnip dari Stasi Solok. Selama ini, kita selaku Pembina BIA kesulitan
mendapat buku panduan, belum ada team, padahal jumlah anak-anak BIA kita cukup
banyak, diperkirakan ada 20 – 30 orang anak di setiap stasi, belum lagi soal
kurangnya perhatian orangtua terhadap kegiatan ini, demikian kira-kira gambaran
yang diberikan.
Kursus yang berlangsung selama 4 hari ini, selain mendapatkan materi dari
pendamping, peserta kursus juga diminta mempraktekkan materi yang didapat
dihadapan peserta yang lain. Agar tidak membosankan, kegiatan lebih banyak
diisi dengan diskusi dan kerja kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk mendapat
masukan, menggali potensi diri, sehingga pada saat kembali ke stasi, peserta
bisa terjun langsung melayani kegiatan BIA di stasi mereka masing-masing.
Rini Valensi Sihotang, salah seorang OMK putri peserta kursus mengatakan
bahwa ia baru kali ini datang ke Sawahlunto dan baru kali ini pula mengikuti
kegiatan di Paroki. Awal berangkat dari Sungai Rumbai, ada perasaan cemas dan
takut, tapi setelah tiba di Sawahlunto dan beberapa hari mengikuti kursus
merasa mendapat semangat baru untuk melayani anak-anak di stasinya. Di sini
semua peserta sama-sama belajar, sama-sama memperhatikan, dan seperti satu
keluarga.
Dihari terakhir kursus, diadakan pleno. Peserta dari setiap stasi
menyampaikan rencana kedepan tentang kegiatan BIA di stasinya masing-masing.
Permasalahan kegiatan BIA di stasi yang ada selama ini, begitu juga persoalan
yang (mungkin) akan muncul, didiskusikan bersama. Pastor Paroki dan Bpk. Cahyo;
selaku pendamping kursus, juga hadir dalam pleno tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar