Minggu, 03 Juni 2012

Dasar Pemikiran Hari Orang Muda Katolik Keuskupan Padang


Pengantar

Setelah sekian lama kegiatan OMK tingkat keuskupan tidak bisa terlaksana karena alasan tertentu dan memperhatikan usulan dari berbagai pihak agar perlu memikirkan bersama visi dan misi pembinaan orang muda di keuskupan kita, maka Komisi Kepemudaan Keuskupan Padang berniat untuk mengadakan pertemuan orang-orang muda sekeuskupan yang nantinya akan kita sebut Diocese Youth Day(DYD) tanggal 18-22 Juli 2012.

Sedianya pertemuan ini dimaksud bisa dihadiri oleh sebanyak-banyaknya OMK dari paroki-paroki, namun karena keterbatasan kita maka DYD dihadiri oleh perwakilan orang muda katolik dari paroki-paroki tanpa mengurangi kesatuan iman antara orang-orang muda katolik di keuskupan kita.


Latar Belakang

Orang  muda katolik sebagai generasi penerus bangsa umumnya, dan harapan gereja secara khususnya, merupakan kelompok tersendiri yang perlu diberikan perhatian dan pembinaan khusus. Karena sebagai generasi penerus, harapan kita tentang situasi gereja dan masyarakat di masa yang akan datang tidak lepas dari situasi OMK saat ini dan bagaimana mereka dipersiapkan untuk itu.

Perlunya perhatian dan pembinaan khusus ini seringkali muncul dalam forum baik tingkat stasi, paroki maupun tingkat keuskupan sebagaimana terungkap dalam Muasyawarah Pastoral Keuskupan Padang November 2011 lalu. Dan itu merupakan salah satu keharusan dari Gereja sebagai Bunda yang setia mendampingi anak-anaknya. 

Keharusan untuk memberikan perhatian dan pembinaan terhadap orang-orang muda memang tidak bisa lepas dari keprihatinan-keprihatinan yang muncul tentang situasi OMK saat ini. Setelah melewati usia dini, selepas dari Bina Iman Anak(BIA) dan Bina Iman Remaja(BIR), mereka seolah-olah langsung masuk ke lingkungan yang baru, lingkungan orang-orang tua tanpa pembinaan lanjutan. Pembinaan kepribadian, iman dan pengetahuan hampir tidak ada. Karena predikat sebagai “harapan bangsa dan gereja” tidak jarang mereka diharapkan untuk berinisiatif dan penuh kreatif membuat kegiatan. Namun yang terjadi adalah kegiatan-kegiatan di sekitar parkir ataupun sekitar altar.

Ketidaksiapan memasukii tahap ini berdampak pada diri orang-orang muda katolik sendiri. Mereka dituntut tanpa dituntun, diprihatinkan tanpa perhatian. Dampak itu nyata dalam diri orang-orang muda yang kurang militan: melepaskan imannya karena pergaulan atau pekerjaan, kegagapan dalam menjawabpertanyaan-pertanyaan dari penganut agama lain,  sikap acuh tak acuh(cuek) terhadap gereja, dll. Imanpun dalam hal ini dipandang bukan elemen penting dalam perkembangan menuju ke kedewasaan pribadi. Urusan iman dilihat hanya berkaitan dengan doa dan kegiatan keagamaan.

Sebagai murid-murid Kristus, kita menyadari bahwa iman itu akan bertumbuh bila ia berakar pada Kristus sendiri sehingga menghasilkan buah yang berkelimpahan; buah yang manis: baik dan menggemberikan bagi semua. Dan inilah hakikat Gereja. Gereja sebagai persekutuan umat beriman: anak-anak, omk, orang tua, dipanggil untuk diutus. Gereja ada/dibentuk oleh Tuhan sendiri untuk diutus mewartakan kabar gembira kepada semua.

Gereja, dalam hal ini, harus menyiapkan orang muda bagi kesanggupan-kesanggupan yang penting dalam kehidupan orang dewasa. Injil hendaknya disajikan kepada mereka agar dimengerti dan diterima sebagai pemberi makna kehidupan. Tanpa Injil Kristus, sikap-sikap mental tertentu tidak bisa dijelaskan secara mendalam, misalnya sikap lepas bebas, sikap keadilan, sikap menahan diri, komitmen, perdamaian, kepekaan terhadap Allah, itu semuanya mesti hidup dalam diri orang muda Katolik yang membedakannya dari yang lain sebagai murid Kristus.

Karena itu, mutlak kepada OMK yang memiliki bahasa dan kemampuan yang khas dipikirkan bersama pembinaan dan pengajaran yang khas dan menjadi gerakan bersama serentak di wilayah keuskupan kita.
TEMA : “Berakar dalam Kristus, membanbgun Gereja yang mandiri dan berbuah”

“Berakar dalam Kristus, membanbgun Gereja yang mandiri dan berbuah” merupakan tema pertemuan. Kalau kita membuka Kitab Suci akan menemukan kata “berakar” sebanyak 14 kali. Dalam penggunaannya, kata berekar atau akar yang menunjuk pada tumbuh-tumbuhan, diaplikasikan kepada umat Israel(Kitab Perjanjian Lama) dan umat Kristiani(Perjanjian baru).

Sebagai contoh dalam Perjanjian Lama menunjuk pada pilihan dan janji Allah untuk Yakub dan keturunannya sebagai bangsa pilihan: “Pada hari-hari yang akan datang, Yakub akan berakar, Israel akan berkembang dan bertunas dan memenuhi muka bumi dengan hasilnya”(Yes 27:6). Di dalam Perjanjian Baru, kata berakar menunjukkan arah dasar kehidupan umat Kristiani di dalam Ktistus yang mendasarinya: “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur” (Kol 2:7).

Maka “berakar dalam Kristus” merupakan hal yang penting yang akan ditekankan dalam pertemuan ini sebagai dasar keterlibatan orang-prang muda membangun Gereja mandiri dan berbuah. Seperti kita ketahui bahwa “Membangun gereja yang mandiri dan berbuah” merupakan tema dan arah dasar muasyawarah pastoral keuskupan padang 2011. Kemudian arah dasar ini akan diwujudkan dalam tujuh tahun ke depan. Tahun ini merupakan tahun sosialisasi hasil MUSPAS. Tahun 2013 merupakan tahun katakese, tahun 2014: tahun liturgi; tahun 2015: tahun diakonia/pelayanan; tahun 2016: tahun koinonia/ persekutuan; tahun 2017: tahun kesaksian/martiria; dan pada tahun 2018 merupakan evaluasi dari keseluruhan kegiatan dan Muspas.
Kita berharap agar orang-orang muda di keuskupan kita yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Gereja mendapatkan perhatian sekaligus memberi perhatian untuk berjalan bersama dengan keseluruhan umat dengan cara yang khas membangun Gereja yang mandiri dan berbuah.

Tujuan Kegiatan

DYD merupakan kesempatan emas bagi kaum muda katolik sekeuskupan yang tediri dari wakil/utusan paroki, kelompok kategorial muda yang ada di keuskupan untuk merumuskan visi dan misi pastoral kaum muda ke depan berdasarkan potret omk masa kini dan masa lampau. Untuk memperolah potret omk kita sebagai bagian yang utuh dari Gereja hanya bisa dilakukan ketika orang-orang muda mampu menemukan kebutuhan-kebutuhannya(needs) dan bukan sekedar keinginan(want). Selain menemukan kebutuhan tersebut, orang muda juga mencoba melihat dan mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi.

Tujuan berikutnya adalah mengolah besama kebutuhan-kebutuhan dan permasalahan-permasalahan tersebut dan kemudian secara bersama mendefinisikan arah pembinaan orang muda katolik sebagai anggota Gereja dan anggota masyarakat sehingga terbentuklah visi-misi pastoral kaum muda ke depan. Selain itu DYD diharapkan menjadi kesempatan baik bagi orang-orang muda katolik dari paroki-paroki di keuskupan kita untuk berbagi pengalaman iman sekaligus mendapatkan pembaharuan iman yang menggembirakan dan penuh pengharapan yang inspiraif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites