Setelah sekian lama kegiatan OMK
tingkat keuskupan tidak bisa terlaksana karena alasan tertentu dan
memperhatikan usulan dari berbagai pihak agar perlu memikirkan bersama visi dan
misi pembinaan orang muda di keuskupan kita, maka Komisi Kepemudaan Keuskupan
Padang berniat untuk mengadakan pertemuan orang-orang muda sekeuskupan yang
nantinya akan kita sebut Diocese Youth Day(DYD) tanggal 18-22 Juli 2012.
Sedianya pertemuan ini dimaksud
bisa dihadiri oleh sebanyak-banyaknya OMK dari paroki-paroki, namun karena
keterbatasan kita maka DYD dihadiri oleh perwakilan orang muda katolik dari
paroki-paroki tanpa mengurangi kesatuan iman antara orang-orang muda katolik di
keuskupan kita.
Latar Belakang
Orang muda katolik sebagai generasi penerus bangsa
umumnya, dan harapan gereja secara khususnya, merupakan kelompok tersendiri
yang perlu diberikan perhatian dan pembinaan khusus. Karena sebagai generasi
penerus, harapan kita tentang situasi gereja dan masyarakat di masa yang akan
datang tidak lepas dari situasi OMK saat ini dan bagaimana mereka dipersiapkan
untuk itu.
Perlunya perhatian dan pembinaan
khusus ini seringkali muncul dalam forum baik tingkat stasi, paroki maupun
tingkat keuskupan sebagaimana terungkap dalam Muasyawarah Pastoral Keuskupan
Padang November 2011 lalu. Dan itu merupakan salah satu keharusan dari Gereja
sebagai Bunda yang setia mendampingi anak-anaknya.
Keharusan untuk memberikan
perhatian dan pembinaan terhadap orang-orang muda memang tidak bisa lepas dari
keprihatinan-keprihatinan yang muncul tentang situasi OMK saat ini. Setelah
melewati usia dini, selepas dari Bina Iman Anak(BIA) dan Bina Iman Remaja(BIR),
mereka seolah-olah langsung masuk ke lingkungan yang baru, lingkungan orang-orang
tua tanpa pembinaan lanjutan. Pembinaan kepribadian, iman dan pengetahuan
hampir tidak ada. Karena predikat sebagai “harapan bangsa dan gereja” tidak
jarang mereka diharapkan untuk berinisiatif dan penuh kreatif membuat kegiatan.
Namun yang terjadi adalah kegiatan-kegiatan di sekitar parkir ataupun sekitar
altar.
Ketidaksiapan memasukii tahap ini
berdampak pada diri orang-orang muda katolik sendiri. Mereka dituntut tanpa
dituntun, diprihatinkan tanpa perhatian. Dampak itu nyata dalam diri
orang-orang muda yang kurang militan: melepaskan imannya karena pergaulan atau
pekerjaan, kegagapan dalam menjawabpertanyaan-pertanyaan dari penganut agama
lain, sikap acuh tak acuh(cuek) terhadap
gereja, dll. Imanpun dalam hal ini dipandang bukan elemen penting dalam
perkembangan menuju ke kedewasaan pribadi. Urusan iman dilihat hanya berkaitan
dengan doa dan kegiatan keagamaan.
Sebagai murid-murid Kristus, kita
menyadari bahwa iman itu akan bertumbuh bila ia berakar pada Kristus sendiri
sehingga menghasilkan buah yang berkelimpahan; buah yang manis: baik dan
menggemberikan bagi semua. Dan inilah hakikat Gereja. Gereja sebagai
persekutuan umat beriman: anak-anak, omk, orang tua, dipanggil untuk diutus. Gereja
ada/dibentuk oleh Tuhan sendiri untuk diutus mewartakan kabar gembira kepada
semua.
Gereja, dalam hal ini, harus
menyiapkan orang muda bagi kesanggupan-kesanggupan yang penting dalam kehidupan
orang dewasa. Injil hendaknya disajikan kepada mereka agar dimengerti dan
diterima sebagai pemberi makna kehidupan. Tanpa Injil Kristus, sikap-sikap
mental tertentu tidak bisa dijelaskan secara mendalam, misalnya sikap lepas
bebas, sikap keadilan, sikap menahan diri, komitmen, perdamaian, kepekaan
terhadap Allah, itu semuanya mesti hidup dalam diri orang muda Katolik yang
membedakannya dari yang lain sebagai murid Kristus.
Karena itu, mutlak kepada OMK
yang memiliki bahasa dan kemampuan yang khas dipikirkan bersama pembinaan dan
pengajaran yang khas dan menjadi gerakan bersama serentak di wilayah keuskupan
kita.
TEMA : “Berakar dalam Kristus,
membanbgun Gereja yang mandiri dan berbuah”
“Berakar dalam Kristus,
membanbgun Gereja yang mandiri dan berbuah” merupakan tema pertemuan. Kalau
kita membuka Kitab Suci akan menemukan kata “berakar” sebanyak 14 kali. Dalam
penggunaannya, kata berekar atau akar yang menunjuk pada tumbuh-tumbuhan,
diaplikasikan kepada umat Israel(Kitab Perjanjian Lama) dan umat
Kristiani(Perjanjian baru).
Sebagai contoh dalam Perjanjian
Lama menunjuk pada pilihan dan janji Allah untuk Yakub dan keturunannya sebagai
bangsa pilihan: “Pada hari-hari yang akan datang, Yakub akan berakar, Israel
akan berkembang dan bertunas dan memenuhi muka bumi dengan hasilnya”(Yes 27:6).
Di dalam Perjanjian Baru, kata berakar menunjukkan arah dasar kehidupan umat
Kristiani di dalam Ktistus yang mendasarinya: “Hendaklah kamu berakar di dalam
Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang
telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur” (Kol
2:7).
Maka “berakar dalam Kristus”
merupakan hal yang penting yang akan ditekankan dalam pertemuan ini sebagai
dasar keterlibatan orang-prang muda membangun Gereja mandiri dan berbuah. Seperti
kita ketahui bahwa “Membangun gereja yang mandiri dan berbuah” merupakan tema
dan arah dasar muasyawarah pastoral keuskupan padang 2011. Kemudian arah dasar
ini akan diwujudkan dalam tujuh tahun ke depan. Tahun ini merupakan tahun
sosialisasi hasil MUSPAS. Tahun 2013 merupakan tahun katakese, tahun 2014:
tahun liturgi; tahun 2015: tahun diakonia/pelayanan; tahun 2016: tahun
koinonia/ persekutuan; tahun 2017: tahun kesaksian/martiria; dan pada tahun
2018 merupakan evaluasi dari keseluruhan kegiatan dan Muspas.
Kita berharap agar orang-orang
muda di keuskupan kita yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Gereja mendapatkan
perhatian sekaligus memberi perhatian untuk berjalan bersama dengan keseluruhan
umat dengan cara yang khas membangun Gereja yang mandiri dan berbuah.
Tujuan Kegiatan
DYD merupakan kesempatan emas
bagi kaum muda katolik sekeuskupan yang tediri dari wakil/utusan paroki,
kelompok kategorial muda yang ada di keuskupan untuk merumuskan visi dan misi
pastoral kaum muda ke depan berdasarkan potret omk masa kini dan masa lampau. Untuk
memperolah potret omk kita sebagai bagian yang utuh dari Gereja hanya bisa
dilakukan ketika orang-orang muda mampu menemukan kebutuhan-kebutuhannya(needs)
dan bukan sekedar keinginan(want). Selain menemukan kebutuhan tersebut, orang
muda juga mencoba melihat dan mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang
mereka hadapi.
Tujuan berikutnya adalah mengolah
besama kebutuhan-kebutuhan dan permasalahan-permasalahan tersebut dan kemudian
secara bersama mendefinisikan arah pembinaan orang muda katolik sebagai anggota
Gereja dan anggota masyarakat sehingga terbentuklah visi-misi pastoral kaum
muda ke depan. Selain itu DYD diharapkan menjadi kesempatan baik bagi
orang-orang muda katolik dari paroki-paroki di keuskupan kita untuk berbagi
pengalaman iman sekaligus mendapatkan pembaharuan iman yang menggembirakan dan
penuh pengharapan yang inspiraif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar