Pelatihan ini akan diikuti oleh 8
orang Angggota PMKRI yang berasal dari 3 cabang yaitu Cabang Padang, Pekanbaru,
dan Palembang. Kegiatan akan diadakan selama seminggu di Gedung PSE Keuskupan
Padang dan di Bungus. Peserta akan diberikan materi dasar diantaranya mengenai
dasar-dasar advokasi, teknik investigasi, advokasi litigasi dan non litigasi,
dan strategi kampanye. Selain menerima materi, peserta juga akan diajak untuk
live in di Kecamatan Bungus sebagai salah satu latihan dari materi yang telah
diberikan.
Dalam sambutannya saat sidang
pembukaan pelatihan advokasi, Ketua Presidium PMKRI Cabang Padang Antonius
Silalahi menekankan bahwa pelatihan ini diadakan untuk melatih kader agar bisa
peka dan kritis terhadap diri sendiri dan lingkungannya dan kemudian diharapkan
dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk mengembangkan cabang
masing-masing.
Pada Kesempatan yang sama, Gokma
Situmorang, SH sebagai Anggota Penyatu PMKRI menyampaikan agar peserta dapat
melepas seluruh hal yang melekat dalam diri peserta baik itu jabatan, gelar dan
kemudian menjadi wadah kosong untuk diisi bersama dalam pelatihan tersebut
sehingga benar-benar dapat menampung ilmu yang diberikan. Gokma juga
mengingatkan bahwa PMKRI harus mengadvokasi dirinya sendiri dengan
menggambarkan kondisi kekinian PMKRI yang sangat memperihatinkan dan memalukan
menurutnya. Dalam kesempatan tersebut Gokma juga mengingatkan agar peserta
mampu beradaptasi dalam kegiatan live in yang telah disiapkan agar nantinya
bisa mendapatkan info yang diperlukan tanpa menimbulkan masalah baru. “Dalam
advokasi informasi sangat penting, maka harus dengan baik dan bijak mendapatkan
informasi agar nantinya masalah yang ada bisa dipecahkan dengan jalan yang baik
untuk semua”.
Sidang pembukaan dihadiri oleh
DPC PMKRI Padang, panitia dan peserta pelatihan. Dalam sambutannya, Pastor
moderator PMKRI Padang RD.Alexius Sudarmanto mengingatkan bahwa pelatihan bukan
untuk membuat pesertanya sombong karena mendapatkan ilmu, namun agar terbina
sebagai manusia kristiani yang manusiawi berani mengatakan yang benar. “Jika
tahu yang mana yang benar maka harus kita suarakan, yang salah bukan untuk
ditinggalkan atau bahkan diejek namun sebagai kader wajib ikut memperbaikinya”
tegas pastor yang dikenal dengan sapaan romo alex ini. PMKRI harus belajar
menjadi manusia yang bermartabat dan sempurna, peka dan peduli terhadap
lingkungan agar kepedulian terhadap masyarakat lain terbina.
Alfredo Meliala, salah satu
peserta dari Pekanbaru menyampaikan bahwa kader PMKRI membutuhkan pelatihan ini
agar kemudian dapat membangun cabang dengan baik guna tercapainya Visi-Misi
PMKRI. Selama ini PMKRI Pekanbaru melaksanakan pendampingan pada masyarakat di
daerah kulim yang bersuku Nias dan kesulitan dalam berbahasa Indonesia, PMKRI
memberikan pendidikan pada anak-anak di daerah tersebut. Alfred mengakui untuk
melanjutkan kegiatan tersbut butuh skil advokasi dan juga cara bijak
beradaptasi agar kita menemukan dan menyelesaikan masalahnya.
Selamat berkarya...
BalasHapusPro Ecclesia Et Patria...!!!