“Tujuh
belas Agustus tahun 45, itulah hari Kemerdekaan kita” itu
lah sepenggal lagu yang sering dinyanyikan oleh anak-anak diseluruh Indonesia dalam memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia setiap tahunnya. Tanpa terkecuali,
dengan semboyan 100% Katolik dan 100% Indonesia, Gereja Katolik Indonesia pun
ikut merayakan Kemerdekaan Indonesia. Salah satunya Gereja St. Fransiskus
Assisi, mengadakan berbagai perlombaan untuk anak-anak, sebagai bentuk keikut
sertaan memeriahkan HUT RI tersebut. Tujuan dari perlombaan ialah untuk
mempererat rasa persaudaraan di dalam Gereja dengan semangat Bineka Tunggal Ika. Bukan hanya untuk anak anak, OMK juga mengundang anggota rayon untuk ikut
memeriahkan ajang kemerdekaan tersebut.
Kegiatan ini dikoordinir langsung oleh
Orang Muda Katolik Pusat Paroki. Perlombaan 17-an diadakan pada hari Minggu
setelah misa ke-2 di lapangan gereja St. Fransiskus Assisi. Kegiatan yang
dimulai dari jam 10.00 sampai jam 13.00 siang ini menyertakan bermacam-macam
permainan yaitu, makan kerupuk, masukkan paku ke dalam botol, sepatu aladin,
balap karung, balap kelereng di atas sendok, joget balon, ambil koin dalam
tepung dan semangka. Para peserta terlihat sangat antusias dalam mengikuti
semua perlombaan yang dibuat oleh panitia. Tak ada satupun peserta yang tak
kebagian dalam perlombaan. Banyaknya jumlah peserta yang mendaftar pada
perlombaan tersebut membuat panitia hampir kelabakan. Perlombaan yang diikuti oleh sekitar 50 peserta, dari
anak anak usia SD sampai SMA, dan juga di ikuti oleh 6 anggota rayon tersebut
sangat membuat para peserta semakin bersemangat untuk aktif dalam setiap acara
dan permainan.
Dalam acara joget balon, yang dirasa
merupakan salah satu acara yang diminati bagi peserta, para peserta berebutan
untuk mengambil balon yang di sediakan dam jumlah yang terbatas oleh panitia.
Semua peserta lomba dan para penonton serentak bergoyang ketika musik dangdut
diputar. Hal ini mengundang gelak tawa dan suasana ceria teurtama melihat
fariasi goyangan para peserta. Perlomabaan lain yang menarik adalah mengambil
koin dalam tepung dan di semangka dengan menggunakan mulut. Para peserta yang
ikut perlombaan mengambil koin dalam tepung sangat bersemangat, bahkan saking
bersemangatnya membuat wajah mereka pun penuh dengan tepung. Begitu juga halnya
dengan mengambil koin dalam semangka, semangka yang dilumuri oleh kopi membuat
wajah mereka berubah menjadi hitam bahkan gigi mereka pun juga menjadi hitam. Perlombaan
lainnya juga diikuti antusias oleh para peserta lainya. Meskipun ada kalah dan
ada yang menang tetapi mereka tetap senang mengikuti perlombaan yang dibuat
oleh OMK sampai selesai. (Antonius Heri Z.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar