Sebuah
cerita klasik yang terjadi di kota Pekanbaru akhir-akhir ini, jarak pandangan
menjadi berkurang dan saluran pernapasan terganggu. “Yaa.. Asap, lagi lagi asap”.
Rabu [28/08], dengan semangat kemerdekaan yang masih membara, Orang Muda
Katolik Santa Maria a Fatima Pekanbaru (OMK St. MaF PKU) kembali turun ke jalan berinisiatif melakukan
aksi sosial yaitu "bagi-bagi masker gratis" kepada segenap warga.
Aksi ini dilakukan menanggapi maraknya asap tebal yang ditimbuklan akibat
pembakaran lahan maupun hutan di wilayah Riau sendiri. Dalam seminggu terakhir
ini titik api di wilayah kabupaten Pelalawan terus meningkat yang menyebabkan
kualitas udara sudah tidak sehat lagi.
Pukul 18.00
WIB, tepatnya di persimpangan empat lampu lalu lintas pinggiran kota Pekanbaru,
perwakilan OMK yakni Angelus Garry (Ajus) meminta izin secara lisan kepada
Petugas Kepolisian setempat untuk melakukan aksi ini. Setelah izin didapatkan
dengan instruksi berhati-hati, teman-teman OMK kemudian segera menyebar di
setiap titik pemberhentian dan sigap membagikan masker-masker kepada pengguna
jalan. Wajah-wajah gembira dan sangat membutuhkan dari pengendara terutama
sepeda motor terlihat sangat jelas saat masker dibagikan, bahkan ada beberapa
pengendara sepeda motor yang sengaja menghampiri untuk mendapatkan masker.
"Ternyata
rasanya senang ya mas bisa ikut bagi-bagi masker gini" kata Bang Bedson
Gultom, salah satu perserta, kepada penulis yang mengaku baru sekali mengikuti
kegiatan seperti ini. Kurang lebih 20 kotak atau sekitar 1000 masker terbagi
habis sore itu. Dengan bantuan masker ini, diharapkan dapat mencegah penyakit
sesak nafas, ispa dan lain sebagainya akibat kabut asap. Selain membagikan
masker, OMK juga membagikan selebaran yang mengajak untuk mengingat kembali
pentingnya gaya hidup sehat dan ajakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk
seperti membuang puntung rokok sembarangan, yang tanpa disadari kebiasaan buruk
kecil seperti ini mampu memicu terjadinya kebakaran. Aksi ini merupakan yang
kedua kalinya setelah [28/06] tepat dua bulan yang lalu terjadi bencana asap
serupa. OMK memandang kegiatan seperti ini harus menjadi perhatian khusus dan
penting demi mewujudkan OMK yang peduli dan bermasyarakat serta mempertahankan
eksistensi sebagai pemegang identitas Katolik terutama di bumi Lancang Kuning.
(Ambrosius Wahono & Michael Wilzon
Sitinjak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar