Minggu, 13 Mei 2012

Misa penutupan pertemuan imam se-keuskupan padang


“Merinding rasanya melihat pastor berkumpul dan memimpin misa sebanyak ini, ada wajah-wajah yang baru pertama kali saya lihat. Uniknya ada yang gondrong, berjanggut panjang, berkalung dan bergelang banyak”. Inilah ungkapan Agnes, seorang muda katolik yang turut hadir dalam misa penutupan pertemuan iman se-keuskupan padang pada Jumat, 11 Mei 2012.  


 Sebanyak 32 orang pastor-pastor yang bertugas di Keuskupan Padang berbaris di altar bersama Uskup Padang Mgr. Martinus D. Situmorang, OFM Cap mempersembahkan misa dalam penutupan pertemuan mereka yang diadakan tanggal 8 – 11 mei di Puri Dharma Katedral Padang. Pastor-pastor ini bertugas di Mentawai, Sumatera Barat, Riau dan juga Kerinci.

Dalam homilinya, Uskup menyampaikan bahwa pastor dengan segala keseharaiannya menjadi sorotan umat. Pastor dirasa sangat penting bagi umat dan menentukan kualitas kehidupan umatnya. Untuk itu Uskup meminta para pastor untuk tetap belajar dalam kehidupannya dari dan bersama dengan umat untuk dapat menggembalakan umat di wilayah tugasnya.

“Kita adalah pribadi yang terpilih” ujar uskup yang kerap dipanggul Uskup Situmorang ini kepada imam-imam. Memang banyak yang dipanggil tapi akhirnya sedikit yang dipilih, maka uskup mengingatkan bahwa panggilan mereka adalah anugerah, karisma, untuk itu harus disyukuri dengan terus belajar dan mengambangkan diri untuk nantinya dapat menjalankan tugas sebagai gembala dengan baik. Uskup Padang yang juga adalah Ketua KWI ini mengajak dan mengharapkan para imam dapat selalu meneladani dan dapat menjadi sama dengan Kristus.

Secara khusus umat diminta agar mendoakan para pastor agar seti dalam panggilannya. Agar dapat setia, bergembira, murah hati dan siap untuk membagi rahmat tuhan dalam berbagai bentuk  dan menjadi imam yang sesuai dengan kehendak tuhan. Umat juga diharapkan dapat bersama para pastor saling belajar , misalnya membantu pastor  dalam bentuk pelatihan dan kaderisasi orang muda, dalam hal manajemen dan lain hal. Ini semua dapat kita lakukan dalam rangka mensyukuri anugerah tuhan kepada masing-masing kita dan ini juga adalah bagian dari tangung jawab kita kepada umat dan gereja itu sendiri.

Uskup juga mengingat kan bahwa kesatuan kita sebagai umat yang dikaruniai imamat umum dari tuhanlah yang mempersatukan karya kerasulan kita. Berbuat baik menjadi bukti nyata jawaban kita atas panggilan tuhan. 

Diakhir homili uskup mengajak para umat untuk mensyukuri imam-imam yang memberikan diri sebagai gembala umat. “imam kita ini adalah imam tuhan untuk kita, maka perlu dan pantas kita syukuri” kata uskup Situmorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites