“Merinding rasanya melihat pastor
berkumpul dan memimpin misa sebanyak ini, ada wajah-wajah yang baru pertama
kali saya lihat. Uniknya ada yang gondrong, berjanggut panjang, berkalung dan
bergelang banyak”. Inilah ungkapan Agnes, seorang muda katolik yang turut hadir
dalam misa penutupan pertemuan iman se-keuskupan padang pada Jumat, 11 Mei
2012.
Sebanyak 32 orang pastor-pastor
yang bertugas di Keuskupan Padang berbaris di altar bersama Uskup Padang Mgr.
Martinus D. Situmorang, OFM Cap mempersembahkan misa dalam penutupan pertemuan
mereka yang diadakan tanggal 8 – 11 mei di Puri Dharma Katedral Padang.
Pastor-pastor ini bertugas di Mentawai, Sumatera Barat, Riau dan juga Kerinci.
Dalam homilinya, Uskup
menyampaikan bahwa pastor dengan segala keseharaiannya menjadi sorotan umat.
Pastor dirasa sangat penting bagi umat dan menentukan kualitas kehidupan
umatnya. Untuk itu Uskup meminta para pastor untuk tetap belajar dalam
kehidupannya dari dan bersama dengan umat untuk dapat menggembalakan umat di
wilayah tugasnya.
“Kita adalah pribadi yang
terpilih” ujar uskup yang kerap dipanggul Uskup Situmorang ini kepada
imam-imam. Memang banyak yang dipanggil tapi akhirnya sedikit yang dipilih,
maka uskup mengingatkan bahwa panggilan mereka adalah anugerah, karisma, untuk
itu harus disyukuri dengan terus belajar dan mengambangkan diri untuk nantinya
dapat menjalankan tugas sebagai gembala dengan baik. Uskup Padang yang juga
adalah Ketua KWI ini mengajak dan mengharapkan para imam dapat selalu
meneladani dan dapat menjadi sama dengan Kristus.
Secara khusus umat diminta agar
mendoakan para pastor agar seti dalam panggilannya. Agar dapat setia,
bergembira, murah hati dan siap untuk membagi rahmat tuhan dalam berbagai
bentuk dan menjadi imam yang sesuai dengan
kehendak tuhan. Umat juga diharapkan dapat bersama para pastor saling belajar ,
misalnya membantu pastor dalam bentuk
pelatihan dan kaderisasi orang muda, dalam hal manajemen dan lain hal. Ini
semua dapat kita lakukan dalam rangka mensyukuri anugerah tuhan kepada masing-masing
kita dan ini juga adalah bagian dari tangung jawab kita kepada umat dan gereja
itu sendiri.
Uskup juga mengingat kan bahwa
kesatuan kita sebagai umat yang dikaruniai imamat umum dari tuhanlah yang
mempersatukan karya kerasulan kita. Berbuat baik menjadi bukti nyata jawaban
kita atas panggilan tuhan.
Diakhir homili uskup mengajak
para umat untuk mensyukuri imam-imam yang memberikan diri sebagai gembala umat.
“imam kita ini adalah imam tuhan untuk kita, maka perlu dan pantas kita
syukuri” kata uskup Situmorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar