Lahir di Ambarawa 2 November 1986
Aktifitas saat ini :
- Tim Seksi Kepemudaan Paroki St. Paulus Labuh
Baru
- Wasekjend Pemuda Katolik Komcab Kota Pekan Baru
- Pengurus DPD KNPI Proponsi Riau
Menurut anda, masalah apa yang nampak dalam kehidupan OMK saat ini?
1. 1. Pembinaan
yang kurang.
Pembinaan yang kurang ini sangat terasa karena jarang sekali
diadakan kegiatan-kegiatan semacam kaderisasi di paroki kami dan khususnya
tingkat keuskupan. Padahal kalau kita cermati, pembinaan adalah hal yang paling
utama dalam pendampingan kaum muda. Kaum muda adalah pribadi yang memiliki
semangat, jiwanya berapi-api, memiliki tenaga lebih untuk berbuat sesuatu hal.
Jika pribadi yang seperti ini tidak diberikan pembinaan maka kita(gereja) akan
kehilangan mereka padahal mereka adalah masa depan gereja. Hal nyata dapat kita
lihat dari banyaknya orang muda yang pindah agama khususnya dikarenakan
pernikahan, ini memperlihatkan bahwa dasar iman orang muda itu tidak kuat.
2. 2. Orang
muda kurang dapat memposisikan diri pada orang tua, sehingga terkesan orang
muda tidak mendapat dukungan dari pihak orang tua. Contohnya ketika ada salah
seorang orang muda berbohong kepada orang tuanya, minta izin ikut kegiatan omk
tapi nyatanya keluyuran. Di sisi lain kita melihat orang tua kurang bisa
memahami kehidupan anak muda sekarang. Seolah ini seperti zaman mereka muda
dulu, padahal nyatanya banyak perubahan dan jelas tantangannya lebih banyak.
Keadaan ini seolah menggambarkan orang tua tidak siap memiliki anak terutama
dalam menghadapi perubahan zaman ini.
3. 3. Sensitifitas
antar kelompok orang muda
Kita dapat
melihat bahwa dalam satu paroki ada beberapa kelompok orang muda seperti
Persekutuan Doa orang muda, Legio Maria orang muda, keluarga mahasiswa katolik,
PMKRI dan Pemuda Katolik, bahkan kadang-kadang pengurus OMK menjadi satu
kelompok sendiri. Dalam kehidupan nyata menggereja kita dapat melihat adanya
sensitifitas diantara kelompok-kelompok ini, seolah ingin menonjolkan
kelompoknya masing-masing dan menyatakan kelompok lain bukanlah apa-apa. Ini
jelas ancaman bagi eksistensi orang muda itu sendiri.
Penyebab hal ini
terjadi adalah
a) kurangnya pemahaman terhadap apa yang dimaksud
dengan Orang Muda Katolik. kita harusnya tahu bahwa OMK itu adalah orang muda
yang berusia 13 sampai dengan 35 tahun dan belum menikah, nah apapun
kelompoknya selama ia masih dalam rentang usia tersebut maka ia adalah OMK,
tidak perlu mendaftarkan diri dan mengikuti hal-hal teknis layaknya organisasi.
Kita semua adalah orang muda katolik. Memang kelompok OMK bukan satu-satunya kelompok muda yang ada, ada PD, Legio, PMKRI , PK dan lainnya tapi tetap saja semua adalah OMK yang satu.
b)
tidak ada yang memicu kelompok-kelompok yang ada
ini untuk berkumpul dan berkomunikasi. Disini juga dibutuhkan kerendahan hati
dari kelompok-kelompok yang ada untuk memahami dan memberi pemahaman kepada
yang lain bahwa dirinya dan yang lain itu juga adalah OMK, OMK adalah satu
untuk gereja dan tentunya juga untuk Tanah Air Indonesia.
Jika hal-hal yang menjadi masalah ini tidak dibenahi maka
gereja akan terjebak pada perjalanannya sendiri, dan gereja itu adalah kita
sendiri terutama para orang dewasa yang sekarang adalah pemimpin baik di
tingkat rayon sampai dengan paroki. Mungkin beberapa saat ke depan akan selalu
banyak orang yang pergi ke gereja tetapi tanpa tindakan nyata dalam kehidupan
sehari-hari, ini karena tidak dibina sejak sekarang selagi masih muda.
“Akhirnya gereja katolik hanya sebatas doa tanpa perbuatan”.
Harapan ke depan?
Kita sangat menyayangkan kalau kenyataanya tidak ada orang
yang konsen dalam pembinaan kaum muda, hanya sambilan . dia tidak akan tahu mau
dibawa kemana OMK ini, akhirnya yang terjadi adalah OMK diarahkan membuat
kegiatan dengan sukses tanpa didampingi dan diarahkan untuk mengambil
nilai-nilai yang positif.
Saya
berharap para pastor paroki dapat memahami kehidupan anak muda sehingga bisa
masuk ke dalam kehidupan mereka dan akhirnya membawa orang muda ini sesuai
dengan apa yang diharapkan gereja. Sehingga pastor dan OMK bisa bersam membuat
program untuk gereja dan omk sendiri. Disamping itu KOMKEP juga mungkin bisa menghimbau pastor
paroki agar melinatkan omk dalam kehidupan menggereja dan tidak hanya kalau butuh tenaga baru
mencari OMK. (reb)
Menurut saya, ada 1 lagi Mas: "Kurangnya Hubungan OMK dengan Pengurus Gereja" OMK masih berjalan sendirian sehingga program kerja yang dibuat terlaksana tetapi hasilnya tidak seperti yang kita harapkan.
BalasHapusHarapan saya : "Dari seksi Kepemudaan Perlu melakukan sosialisasi Tentang OMK bukan hanya Orang muda tetapi pengurus gereja juga, agar satu visi dan misi"
Bangkitalh OMK...!!! Gereja dan Bangsa Menanti Karyamu..