Rabu, 16 Mei 2012

Orientasi Pengurus OMK Katedral: OMK yang menghargai Proses

Sebanyak 26 orang pengurus OMK Paroki Katedral Padang ikut serta dalam orientasi yang dibuat oleh seksi kepemudaan paroki. Orientasi pengurus OMK tersebut diadakan pada Minggu, 13 Mei 2012. Kepengurusan OMK Katedral sudah terbentuk sejak bulan februari lalu, kepengurusan ini merupakan gabungan dari kelompok-kelompok kategorial yang ada di paroki seperti Legio Maria dan PDMKK. Bentuk kepengurusan seperti ini adalah bentuk kepengurusan yang ideal mengingat OMK adalah seluruh orang muda yang berumur 13-35 tahun dan belum menikah apapun kelompoknya, OMK bukan hanya pengurus dan bukan hanya yang aktif saja.
Bapak Yosef Hermanto sebagai seksi kepemudaan paroki menyampaikan bahwa kelompok -kelompok muda perlu disatukan karena OMK adalah satu untuk membangun gereja. Reinardus, salah satu pengurus OMK menyampaikan bahwa sampai saat ini masih ada terasa “gap-gap” antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain namun kondisi ini harus dihilangkan agar OMK bisa bersama melangkah.

Seksi kepemudaan paroki mengingatkan bahwa beberapa waktu ke depan orang muda akan memimpin baik dalam gereja ataupun masyarakat. Ia menyampaikan bahwa pemimpin haruslah mandiri dan kemandirian itu harus dimulau dari sekarang. Disamping itu orang muda juga perlu belajar bekerja bersama untuk dapat mencapai tujuan bersama, menghargai sesama dan menerimanya. “Saya juga dulu aktif dan terlibat di MUDIKA dan saya sadar bahwa hasilnya saya peroleh sekarang” ujar Pak Yosef.

Visi seksi kepemudaan Paroki Katedral adalah OMK yang menghargai proses. Bapak yang dikenal dengan panggilan Pak Yumeng ini menjelaskan bahwa tujuan dan hasil suatu kegiatan memang penting namun proses menjalani, menghargai dan mencapai tujuan itu lebih penting. Jika prosesnya baik maka tentu hasilnya akan baik. Ia menekankan bahwa proses bekerjasama dan bertanggungjawablah intinya sehingga orang muda dapat mghargai dan mencapai tujuan. Pak Yumeng berharap setelah orientasi ini pengurus OMK dapat menyusun program kerjanya.

Dalam kesempatan yang sama Pastor Riduan menyampaikan bahwa orang muda perlu mendasari semaangatnya dengan kesadaran siapakah omk. OMK disiapkan bukan hanya untuk masa depan namun diharapkan dapat berkontribusi mulai saat ini dalam kehidupan sehari-harinya. “Kita sebagai kelompok muda harus punya arah, rah inilah yang akan menjadi rel bagi kita. Arah ini akan dapat meminimalisir “kebosanan” yang sering terjadi dikalangan OMK”ujar Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Padang itu. Kebanyakan OMK hanya mau senang, jika tidak mendapatkan yang diinginkan atau yang disenangi maka akan menghilang. Hal ini nyata tampak bahwa orang muda sangat tergoda dengan Hp, ini banyak terjadi saat misa di gereja. Ia menekankan bahwa inilah gambaran OMK yang mudah lari dan melarikan diri.

Ica, seksi sosial OMK termuda menyampaikan bahwa ia diajak untuk terlibat dalam kepengurusan dan berharap dengan keterlibatannya ia bisa belajar semakin memiliki jiwa sosial kepada sesama yang mebutuhkan. “Saya berharap bisa melakukan sesuatu untuk menghibur orang, khususnya oma-opa” ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, Komisi Kepemudaan Keuskupan memberi gambaran gambaran tentang Jati Diri penggerak OMK sesungguhnya dan  juga mengajak pengurus OMK menggali permasalahan dan kebutuhan OMK Katedral. Proses tersebut diharapkan dapat membantu dalam penyusunan program kerja OMK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites