Kondisi kota padang yang tidak
memiliki fasilitas Bioskop 21 ataupun XX1 membuat warga Kota Padang tidak bisa
menyaksikan film Soegija yang sudah dirilis sejak 7 juni 2012 lalu. Hal ini
juga dirasakan umat katolik dan orang muda katolik yang ingin melihat film
pertama di Indonesia yang mengisahkan tentang Uskup Pribumi pertama tersebut. Ini
terbukti dengan jumlah penonton Nonton Soegija Bareng OMK yang berjumlah 145
orang.
Ini berawal dari informasi bahwa
ada penayangan film Soegija di salah satu bioskop di Kota Padang untuk siswa/i
Yayasan Prayoga Padang, maka saat pembubaran Panitia DYD informasi ini
dilemparkan kepada orang muda yang ada dan sepakat untuk nonton bareng dan
menginformasikannya kepada omk yang lain. Nonton bareng ini berlangsung tanggal
16 Agustus 2012, diikuti oleh OMK se kota Padang. Berikut adalah kesan mereka
terhadap film dan nonton barengnya:
Eka: “filmnya bagus, kita yang selama ini berpikiran bahwa kita
selalu sebagai minoritas ternyata punya peran tersendiri dan penting bagi
kemerdekaan Indonesia. Nobar membuat omk bisa saling mengenal.” Eka adalah OMK
Paroki Kayu Aro yang kebetulan berada di Padang. “untunglah saya ada di Padang
jadi bisa ikut nonton bareng teman-teman, di tempat saya mana ada bioskop” ujar
Eka dengan tawa kecil.
Cecilia Tika: “Dari film kita bisa mengambil nilai bahwa tidak baik
untuk merendahkan orang lain, kita harus mengenalnya dulu, entah pribumi atau
asing entah kaya atau miskin, setiap orang bisa melakukan hal yang besar dengan
porsinya masing-masing seperti Soegija yang melakukan hal besar tanpa perang
atau bentrok fisik.” Cecilia adalah Mahasiswi Psikologi Universitas Negeri
Padang.
Yovita M Zai: “baliho film membuat kita penasaran dengan sosok Mgr.Sogijapranata
namun film tidak begitu menonjolkan sosok tersebut yang membuat penonton
penasaran. Justru menggambarkan seorang
suster yang mengabdi pada sesama dalam masa penjajahan.” Yovita yang merupakan salah satu pengurus KNPI
Sumatera Barat ini menyampaikan bahwa pertanyaan “apa artinya merdeka, jika
kita gagal mendidik diri kita sendiri?” merupakan hal yang dalam dan selalu
diingatnya. “ini pertanyaan sangat dalam untuk bangsa ini sampai pada masa
seperti sekarang ini juga” kata Yovita. Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan
seperti ini baik untuk orang muda, nonton bareng, diskusi yang bisa membangun
kekkritisan serta kebersamaan tentunya.
Dengan jumlah penonton yang
banyak tersebut, pihak bioskop memberikan fasilitas diskon tiket nonton. Oleh KOMKEP
yang mengkoordinir kegiatan “nonton bareng” selisih biaya tersebut digunakan
untuk membeli paket pabukoan(berbuka puasa” dan dibagikan kepada para pemulung
dan tukang sampah di Kota Padang keesokan harinya yaitu tanggal 17 Agustus 2012.
Ini sebagai buah dari nonton bareng dan bertepatan dengan Bulan Puasa bagi
saudara yang beragama Islam serta bentuk syukur kita atas Kemerdekaan Indonesia
ke 67.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar