Jumat, 17 Agustus 2012

OMK Nonton Bareng "Soegija"


Kondisi kota padang yang tidak memiliki fasilitas Bioskop 21 ataupun XX1 membuat warga Kota Padang tidak bisa menyaksikan film Soegija yang sudah dirilis sejak 7 juni 2012 lalu. Hal ini juga dirasakan umat katolik dan orang muda katolik yang ingin melihat film pertama di Indonesia yang mengisahkan tentang Uskup Pribumi pertama tersebut. Ini terbukti dengan jumlah penonton Nonton Soegija Bareng OMK yang berjumlah 145 orang.


Ini berawal dari informasi bahwa ada penayangan film Soegija di salah satu bioskop di Kota Padang untuk siswa/i Yayasan Prayoga Padang, maka saat pembubaran Panitia DYD informasi ini dilemparkan kepada orang muda yang ada dan sepakat untuk nonton bareng dan menginformasikannya kepada omk yang lain. Nonton bareng ini berlangsung tanggal 16 Agustus 2012, diikuti oleh OMK se kota Padang. Berikut adalah kesan mereka terhadap film dan nonton barengnya: 

Eka: “filmnya bagus, kita yang selama ini berpikiran bahwa kita selalu sebagai minoritas ternyata punya peran tersendiri dan penting bagi kemerdekaan Indonesia. Nobar membuat omk bisa saling mengenal.” Eka adalah OMK Paroki Kayu Aro yang kebetulan berada di Padang. “untunglah saya ada di Padang jadi bisa ikut nonton bareng teman-teman, di tempat saya mana ada bioskop” ujar Eka dengan tawa kecil.

Cecilia Tika: “Dari film kita bisa mengambil nilai bahwa tidak baik untuk merendahkan orang lain, kita harus mengenalnya dulu, entah pribumi atau asing entah kaya atau miskin, setiap orang bisa melakukan hal yang besar dengan porsinya masing-masing seperti Soegija yang melakukan hal besar tanpa perang atau bentrok fisik.” Cecilia adalah Mahasiswi Psikologi Universitas Negeri Padang.

Yovita M Zai: “baliho film membuat kita penasaran dengan sosok Mgr.Sogijapranata namun film tidak begitu menonjolkan sosok tersebut yang membuat penonton penasaran.  Justru menggambarkan seorang suster yang mengabdi pada sesama dalam masa penjajahan.”  Yovita yang merupakan salah satu pengurus KNPI Sumatera Barat ini menyampaikan bahwa pertanyaan “apa artinya merdeka, jika kita gagal mendidik diri kita sendiri?” merupakan hal yang dalam dan selalu diingatnya. “ini pertanyaan sangat dalam untuk bangsa ini sampai pada masa seperti sekarang ini juga” kata Yovita. Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini baik untuk orang muda, nonton bareng, diskusi yang bisa membangun kekkritisan serta kebersamaan tentunya.

Dengan jumlah penonton yang banyak tersebut, pihak bioskop memberikan fasilitas diskon tiket nonton. Oleh KOMKEP yang mengkoordinir kegiatan “nonton bareng” selisih biaya tersebut digunakan untuk membeli paket pabukoan(berbuka puasa” dan dibagikan kepada para pemulung dan tukang sampah di Kota Padang keesokan harinya yaitu tanggal 17 Agustus 2012. Ini sebagai buah dari nonton bareng dan bertepatan dengan Bulan Puasa bagi saudara yang beragama Islam serta bentuk syukur kita atas Kemerdekaan Indonesia ke 67.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites