Sabtu, 04 Agustus 2012

Pastor Monacci Tutup Usia


Rabu pagi, 1 Agustus 2012 direncanakan Pastor Ottorino Monacci akan berkunjung ke salah satu stasi di Paroki St.Paulus Pekanbaru. Sesaat sebelum berangkat pastor yang akrab dipanggil Pastor Monacci ini mengeluh sakit dibagian dada dan meminta untuk dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Dalam perjalanan ia sempat berkata “saya sudah merasa lebih baik, untuk apa kita periksa”. Perkataannya itu disampaikan kepada Pastor Franco yang menemaninya ke rumah sakit. 


Sesaat kemudian Pastor Monacci menyampaikan kalimat seperti berikut :“Kita Semua akan menuju kematian, jika itu terjadi padaku aku ingin suasana yang tenang. Bagiku kematian adalah jalan menuju hidup yang benar. Aku sudah 70 tahun lebih hidup di dunia, aku tidak takut untuk itu. Tentang penguburan tidak masalah bagi saya, dibakarpun tidak apa-apa. Meskipun saya berharap ada yang mendoakan saya”. Pastor Franco mengaku kaget  mendengarnya, hal itu disampikannya saat Misa Requiem di Gereja St.Fransiskus Asisi Padangbaru sebelum pemakaman.

 Pastor Monacci adalah Misionaris Xaverian yang lahir pada tanggal 7 Maret 1940 di Italia. Ia ditahbiskan menjadi Imam pada tanggal 20 Juni 1964 dan bergabung dengan Serikat Xaverian 3 Oktober 1966. Ia masuk dan berkarya di indonesia sejak Januari 1968. Ia sempat berkarya di Pasaman, Kepulauan Mentawai dan Pekanbaru. 






Pastor ini dikenal dengan kesederhanaannya, berjalan tanpa alas kaki, menggunakan celana pendek, dan janggutnya yang panjang.bukan dikenal sebagai orang. Ia juga adalah seorang yang teliti dan fokus dalam mengerjakan tugas-tugasnya, ia pun adalah orang yang tepat waktu. Jauh sebelum waktu yang telah ditentukan ia telah siap dan menyiapkan segala hal yang dibutuhkan.



“Pastor Monacci adalah seorang yang rapi, teratur dan terjamin sepertinya bertolak belakang dengan penampilan fisiknya yang ala kadarnya, yang tanpa alas kaki, celana pendek, baju dari abad ke berapa” ujar Uskup saat misa di kapel Biara Xaverian. Ia pun bukan orang yang tampil dalam perdebatan dengan argumen yang meyakinkan, tapi dia sangat mengerti bahasa orang dimana ia berada, tambah Uskup Padang tersebut. Hal ini juga diakui oleh umat dimana ia pernah berkarya. Inilah yang membuat banyaknya umat merasa kehilangan dengan kepergiannya. Ini terlihat dengan ramainya umat St.Paulus labuh baru hadir dalam misa requiemnya. Beberapa juga ikut mengantar jenazahnya ke tempat peristirahatan terakhirnya di Padang, termasuk perwakilan OMK.

 Selain itu, Biarawan Xaverian ini juga dikenal dengan karya nyatanya yaitu “Bandar monacci” di Siberut, Mentawai. Ia membuat bandar sepanjang 1,5 Km dengan cangkul dibantu anak-anak asramanya. Semula ia dicemooh oleh masyarakat sekitar, namun ia tetap mengerjakannya. Akhirnya dengan ada bandar tersebut, jarak yang biasanya ditempuh 2 jam untuk keluar dari pulau Siberut karena harus keliling pantai barat, kini bisa ditempuh dalam 15-30 menit saja. Bahkan atas hasil kerjanya itu, ia nyaris mendapat penghargaan Kalpataru pada tahun 1966, namun urung diberikan karena menurut Monacci mungkin pihak berwenang masih menganggap dirinya berkewarganegaraan asing, padahal Pastor ini sudah berkewarganegaraan Republik Indonesia sejak September 1983. ”Ya waktu itu saya katakan, kalau memang sudah hangus tak perlu beritahu saya. Saya kan kerja tidak untuk dapatkan penghargaan apa-apa. Itu tidak penting,” ujar Monaci.

Menurut Monaci, sejak lulus dari Seminari Tinggi di Novara dan ditahbiskan pada 20 Juni 1964, ia selalu memendam hasrat untuk bisa berkunjung ke bagian timur dunia. ”Saya suka Timur. China, Jepang, itu hasrat saya. Saya selalu merasa ada sesuatu di Timur,” katanya. Namun ia tidak putus hubungan dengan kampung halamannya. Ia selalu berkunjung saat ia pulang ke Italia dan membangun hubungan yang baik. Sampai pada saat hari ia meninggal, masyarakat di kampung halamannya pun mengadakan misa requiem untuk beliau.

1 komentar:

  1. Terimakasih atas artikel ini. Kami dari Salah satu stasi yang bernaung di bawah Paroki St Paulus menerbitkan buletin yang pada tgl 4 Ags ylu bercerita ttg Pastor Monaci.


    Ada juga foto-foto beliau pada saat di RS Santa maria.


    Kami ingin bagikan disini. Semoga berkenan.


    http://www.facebook.com/notes/buletin-mingguan-stasi-st-philipus-arengka-ujung-pekanbaru/in-memoriam-pastor-ottorino-monacisx-/395116813883488



    Regards,
    Redaksi Buletin Stasi St Philipus Arengka Ujung Pekanbaru
    (Renata)

    BalasHapus

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites