Sabtu, 25 Agustus 2012

LDK OMK Paroki St.Barbara Sawahlunto


Peserta LDK
Seperti terdapat dalam pembahasan DYD lalu, bahwa kaderisasi adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh orang muda khususnya pengurus OMK di Paroki. Ini dikarenakan mereka seharusnya memiliki kapasitas/kemampuan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk memimpin dan menggerakkan kelompok muda yang ada di daerahnya. Namun, secara merata dan nyata tampak bahwa kaderisasi tidak berjalan lagi, bisa dikatakan orang muda dipaksa untuk menjadi penggerak, diharapkan untuk melakukan sesuatu yang besar untuk Gereja namun tidak ada pembekalan yang diberikan sebagai modal untuk berjalan. Inilah yang seharusnya menjadi dasar pertimbangan bagi para pendamping OMK dan seksi kepemudaan di Paroki-paroki untuk segera menyiapkan berbagai bentuk kaderisasi bagi OMK. 

Hal ini pulalah yang membuat Dewan Pastoral Paroki(DPP) St.Barbara Swahlunto membuat Latihan Dasar Kepemimpinan(LDK) untuk OMK se-Paroki Sawahlunto. 60 orang muda Katolik yang berasal dari 5 stasi di paroki tersebut ikut serta dalam LDK. Rencana ini telah ada sejak bulan Februari tahun 2012 dan semakin dimatangkan sebelum DYD dalam pembahasan masalah dan kebutuhan OMK di Paroki, kemudian utusan DYD menjadi motor utama dalam persiapan LDK tersebut. Namun demikian semua panitia tetap ikut serta dalam LDK tersebut agar dapat semakin mematangkan diri sebagai penggerak OMK nantinya. LDK diadakan di Asrama St.Lusiaclooster pada tanggal 21-23 Agustus 2012.
Sesi dalam LDK
  Dalam proses pelatihan dasar itu peserta dibekali dengan materi yang menyangkut profil penggerak OMK dan manajemen pastoral kaum muda oleh Tim Komisi Kepemudaan Keuskupan Padang(KOMKEP). Pada kesempatan tersebut, Pastor Riduan(Ketua KOMKEP) menyampaikan perlunya kerendahan hati dari orang muda untuk mengisi dirinya dan membiarkan dirinya diisi oleh proses yang ada, bukan hanya saat LDK tetapi juga pada kesempatan selanjutnya oleh para orang tua di stasi dan paroki. Maka untuk itu diharapkan LDK tidak menjadi kegiatan yang untuk dikenang saja namun sebagai alasan utama peserta untuk mengobarkan semangat mudanya menggerakkan teman-temannya seiman di daerahnya. 
 Dalam kesempatan yang sama, peserta diajak untuk mengenali dirinya sebagai seorang muda dan seorang Katolik. Mereka diajak untuk mengenali kelebihan dan kekurangan dari dirinya sebagai dasar untuk berkarya. Proses dibuat sedemikian rupa dengan gerak lagu dan beberapa permainan agar peserta menyadari arti penting kedisiplinan dan kerjasama dalam mencapai tujuan.
 Peserta terlihat serius namun tetap dalam kondisi santai pada setiap sesi. Banyak hal baru yang didapat. Seperti dikatakan oleh Firmauli Sihaloho, salah satu peserta asal Stasi Solok. “Baru kali ini saya mengikuti kegiatan OMK seperti ini dan banyak hal baru yang saya dapat tentunya seperti doa Koronka, doa Taize, dasar kepemimpinan dan Kisah hidup St.Philomena.” ujarnya. 
Tampilan peserta LDK
 Sebelum membahas kesimpulan dan tindak lanjut, peserta diajak untuk melakukan aktifitas di alam dengan outbound sederhana. Dalam sesi tersebut peserta harus melewati pos-pos yang telah disipakan serta menyelesaikan tantangan yang ada di dalamnya, kemudian mentor dalam pos membantu dalam menyimpulkan nilai-nilai apa yang didapat. Pada malam setelah melakukan outbound, para peserta kembali ke dalam kelompok berdasarkan asal stasi dan menampilkan kebolehan mereka dalam pentas seni berupa lagu dan tarian. Kegiatan semakin ramai dan membangun kebersamaan antara OMK separoki. 
 Dalam pembahasan rencana tindak lanjut tampak keinginan para peserta untuk membuat kegiatan lanjutan dari LDK tersebut dan tentunya hal itu disambut baik oleh perwakilan DPP yang hadir. Sebelum menutup kegiatan,  Pastor Riduan pun sempat mengingatkan bahwa penting bagi seksi kepemudaan di paroki memiliki visi dalam pendampingan kaum muda agar pastoral untuk kaum muda menjadi terarah.
Perarakan Salib OMK Keuskupan Padang
 Pada misa penutup diadakan juga perarakan Salib IYD yang akan dibawakan oleh peserta IYD dan disatukan bersama Salib OMK di Sanggau, Kalimantan Barat pada Oktober nanti. Dari Paroki Sawahlunto sendiri akan ada 6 peserta yang akan berangkat bersama peserta lainnya dari Keuskupan Padang. Selain perarakan Salib, dalam misa juga ditampilkan drama singkat kisa St.Philomena, seorang gadis melankolis yang selalu berserah diri pada Tuhan. Ia diangkat sebagai orang kudus setelah relikwinya membantu menobatkan umat Katolik di Paroki nya. Dalam homilinya, Pastor Riduan pun mengingatkan para orang muda ini untuk mengakarkan diri kepada Kristus dalam segala hal seperti St.Philomena.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites