|
Peserta LDK |
Seperti
terdapat dalam pembahasan DYD lalu, bahwa kaderisasi adalah hal yang sangat
dibutuhkan oleh orang muda khususnya pengurus OMK di Paroki. Ini dikarenakan
mereka seharusnya memiliki kapasitas/kemampuan dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya untuk memimpin dan menggerakkan kelompok muda yang ada di
daerahnya. Namun, secara merata dan nyata tampak bahwa kaderisasi tidak
berjalan lagi, bisa dikatakan orang muda dipaksa untuk menjadi penggerak,
diharapkan untuk melakukan sesuatu yang besar untuk Gereja namun tidak ada
pembekalan yang diberikan sebagai modal untuk berjalan. Inilah yang seharusnya
menjadi dasar pertimbangan bagi para pendamping OMK dan seksi kepemudaan di
Paroki-paroki untuk segera menyiapkan berbagai bentuk kaderisasi bagi OMK.
Hal ini
pulalah yang membuat Dewan Pastoral Paroki(DPP) St.Barbara Swahlunto membuat
Latihan Dasar Kepemimpinan(LDK) untuk OMK se-Paroki Sawahlunto. 60 orang muda
Katolik yang berasal dari 5 stasi di paroki tersebut ikut serta dalam LDK.
Rencana ini telah ada sejak bulan Februari tahun 2012 dan semakin dimatangkan
sebelum DYD dalam pembahasan masalah dan kebutuhan OMK di Paroki, kemudian
utusan DYD menjadi motor utama dalam persiapan LDK tersebut. Namun demikian
semua panitia tetap ikut serta dalam LDK tersebut agar dapat semakin
mematangkan diri sebagai penggerak OMK nantinya. LDK diadakan di Asrama
St.Lusiaclooster pada tanggal 21-23 Agustus 2012.
|
Sesi dalam LDK |
Dalam proses
pelatihan dasar itu peserta dibekali dengan materi yang menyangkut profil
penggerak OMK dan manajemen pastoral kaum muda oleh Tim Komisi Kepemudaan
Keuskupan Padang(KOMKEP). Pada kesempatan tersebut, Pastor Riduan(Ketua KOMKEP)
menyampaikan perlunya kerendahan hati dari orang muda untuk mengisi dirinya dan
membiarkan dirinya diisi oleh proses yang ada, bukan hanya saat LDK tetapi juga
pada kesempatan selanjutnya oleh para orang tua di stasi dan paroki. Maka untuk
itu diharapkan LDK tidak menjadi kegiatan yang untuk dikenang saja namun
sebagai alasan utama peserta untuk mengobarkan semangat mudanya menggerakkan
teman-temannya seiman di daerahnya.
Dalam
kesempatan yang sama, peserta diajak untuk mengenali dirinya sebagai seorang
muda dan seorang Katolik. Mereka diajak untuk mengenali kelebihan dan
kekurangan dari dirinya sebagai dasar untuk berkarya. Proses dibuat sedemikian
rupa dengan gerak lagu dan beberapa permainan agar peserta menyadari arti
penting kedisiplinan dan kerjasama dalam mencapai tujuan.
Peserta terlihat
serius namun tetap dalam kondisi santai pada setiap sesi. Banyak hal baru yang
didapat. Seperti dikatakan oleh Firmauli Sihaloho, salah satu peserta asal
Stasi Solok. “Baru kali ini saya mengikuti kegiatan OMK seperti ini dan banyak
hal baru yang saya dapat tentunya seperti doa Koronka, doa Taize, dasar
kepemimpinan dan Kisah hidup St.Philomena.” ujarnya.
|
Tampilan peserta LDK |
Sebelum
membahas kesimpulan dan tindak lanjut, peserta diajak untuk melakukan aktifitas
di alam dengan
outbound sederhana.
Dalam sesi tersebut peserta harus melewati pos-pos yang telah disipakan serta
menyelesaikan tantangan yang ada di dalamnya, kemudian mentor dalam pos
membantu dalam menyimpulkan nilai-nilai apa yang didapat. Pada malam setelah
melakukan
outbound, para peserta
kembali ke dalam kelompok berdasarkan asal stasi dan menampilkan kebolehan
mereka dalam pentas seni berupa lagu dan tarian. Kegiatan semakin ramai dan
membangun kebersamaan antara OMK separoki.
Dalam
pembahasan rencana tindak lanjut tampak keinginan para peserta untuk membuat kegiatan
lanjutan dari LDK tersebut dan tentunya hal itu disambut baik oleh perwakilan
DPP yang hadir. Sebelum menutup kegiatan,
Pastor Riduan pun sempat mengingatkan bahwa penting bagi seksi
kepemudaan di paroki memiliki visi dalam pendampingan kaum muda agar pastoral
untuk kaum muda menjadi terarah.
|
Perarakan Salib OMK Keuskupan Padang |
Pada misa
penutup diadakan juga perarakan Salib IYD yang akan dibawakan oleh peserta IYD
dan disatukan bersama Salib OMK di Sanggau, Kalimantan Barat pada Oktober
nanti. Dari Paroki Sawahlunto sendiri akan ada 6 peserta yang akan berangkat
bersama peserta lainnya dari Keuskupan Padang. Selain perarakan Salib, dalam
misa juga ditampilkan drama singkat kisa St.Philomena, seorang gadis melankolis
yang selalu berserah diri pada Tuhan. Ia diangkat sebagai orang kudus setelah relikwinya
membantu menobatkan umat Katolik di Paroki nya. Dalam homilinya, Pastor Riduan
pun mengingatkan para orang muda ini untuk mengakarkan diri kepada Kristus
dalam segala hal seperti St.Philomena.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar