Kamis, 18 April 2013

Devosi Kepada Bunda Maria

Rekan – rekan muda yang terkasih, kita sebagai umat Katolik sering mendengar istilah devosi seperti: devosi kepada sengsara Yesus, devosi kepada Hati Kudus  Yesus, devosi kepada Sakramen Mahakudus, devosi kepada Maria, dll. Beberapa dari kita mungkin sudah mengerti tentang devosi, ada yang pernah mendengar, atau ada yang belum tahu sama sekali. Untuk menambah sedikit pengetahuan kita, marilah kita bahas tentang devosi.
Devosi bukanlah liturgi, Devosi adalah suatu sikap bakti yang berupa penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan kehendak-Nya sebagai perwujudan cinta kasih.
Banyak devosi telah secara resmi diakui oleh Gereja sebagai sesuatu yang berharga bagi perkembangan iman umat. Semua devosi harus diatur sedemikian rupa sehingga selaras dengan liturgi kudus: sesuai dengan masa liturgi, bersumber pada liturgi, dan mengantar umat kepada liturgi, sebab menurut hakekatnya liturgi jauh mengungguli semua bentuk devosi (lihat KL13).
Tujuan dari devosi antara lain:
1.  Menggairahkan iman dan kasih kepada Allah;
2.  Mengantar umat pada penghayatan irnan yang benar akan misteri karya keselamatan Allah dalam Yesus Kristus;
3.  Mengungkapkan dan meneguhkan iman terhadap salah satu kebenaran misteri iman;
4.  Memperoleh buah-buah rohani.
Seperti yang kita ketahui bahwa Gereja Katolik setiap bulan Mei dan Oktober berdevosi kepada Bunda Maria.
Devosi kepada Bunda Maria adalah seluruh kebaktian kepada Maria Ibu Yesus dari Nazaret dalam bentuk puji-pujian, kagum, hormat dan cinta dengan meneladani cara hidupnya sambil memohon bantuan pengantaraan doanya bagi Gereja yang masih dalam perjalanan ziarah menuju persatuan dengan Allah di tanah air surgawi (bdk.LG No. 66).
Mungkin ada rekan – rekan  yang bertanya – tanya, kenapa sih Bunda Maria di hormati secara khusus, ada doa Salam Maria, Litani Maria, ada Legio Mariae, Gerakan Imam Maria, dll....ini beberapa alasan pokok mengapa Maria dapat dihormati khusus dan dapat dimintakan pengantaraan doanya oleh umat Katolik:
·         Pertama, Maria dipilih Tuhan secara istimewa untuk menjadi Bunda Tuhan Yesus Kristus juru selamat manusia. Pemilihan yang istimewa ini sangat dirasakan akibatnya yang membahagiakan oleh Gereja sepanjang masa.
·         Kedua, seperti yang dijelaskan oleh Lumen Gentium No.62, keibuan Maria dalam tata rahmat berlangsung terus tanpa putus, mulai dari persetujuan yang diberikannya dengan setia pada saat menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel dan yang dipertahankannya tanpa ragu sampai di kaki salib sampai kepada kesempurnaan abadi semua orang beriman. Setelah diangkat ke surga, Maria tidak meninggalkan tugas ini, melainkan melanjutkannya melalui perantaraan limpah dengan memberikan kita anugerah keselamatan abadi.
Hal itu menunjukkan bahwa peran Maria dalam tata penyelamatan tetap aktual sepanjang sejarah Gereja tanpa terhenti oleh hilangnya Maria secara fisik dari panggung sejarah dunia. Karena itu Maria sungguh melebihi segala makluk di surga maupun di bumi, dan keunggulan ini sekaligus menjadi alasan bagi umat beriman untuk memuji, mencinta khusus, mengagumi dan menghormati Maria sambil meneladani dan memohon bantuan pengantaraan doanya pada Allah.

Bentuk devosi kepada Bunda Maria:
Doa kepada Maria:
Seperti Doa Salam Maria, Sabtu sebagai Hari Maria dan Mei sebagai Bulan Maria.
1.   Doa Salam Maria. Doa salam Maria berasal dari Salam Malaikat Gabriel (Lk 1:28) dan pujian Elisabet (Lk 1:42). Pada abad ke-VI untuk pertama kalinya di Gereja Timur (Yunani) "Salam Malaikat Gabriel dan pujian Elisabeth" digabungkan: "Salam Maria penuh rahmat. Tuhan sertamu. Terpujilah Engkau di antara semua wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus". Rumusan doa ini dijadikan sebagai doa antiphon dan didaraskan secara berulang-ulang. Baru setelah beberapa tahun kemudian, antiphon yang berasal dari salam malaikat dan Elisabeth ini disatukan dengan doa permohonan Gereja (umat beriman): "Santa Maria Bunda Allah, doakan kami yang berdosa ini, sekarang dan pada waktu kami mati. Amin."
2.   Sabtu sebagai Hari Maria. Pada abad yang sama Hari Sabtu juga dipersembahkan kepada Maria untuk memperingati kedukaan Maria yang sangat dalam atas kematian PuteraNya Yesus Kristus.
3.   Mei sebagai Bulan Maria. Bulan Mei masih merupakan bagian musim semi untuk Eropa, karena itu umat Eropa dulu mempersembahkan bulan Mei kepada Maria agar bunga-bunga yang bersemi pada bulan ini mendorong kita untuk merenungkan kelimpahan harta rohani Bunda Maria. Seperti bunga-bunga musim semi menghiasi bumi, demikian juga umat beriman diharapkan secara alamiah bagai bunga-bunga bersemi menghormati Maha Pencipta bersama Bunda Maria.

Empat Antipon Utama Maria:
1. Alma Redemtoris Mater:
·         dinyanyikan pada masa Adventus.
·         dalam lagu ini Maria dipuji sebagai "gerbang surga dan bintang laut" karena menerima salam malaikat Gabriel dan akan melahirkan penebus manusia.
2. Ave Regina Caelorum
·         dinyanyikan sejak masa natal sampai pekan suci.
·         Isinya: semacam ajakan atau rayuan umat beriman agar Maria sudi bergembira bersama Gereja atas karunia penebusan melalui Yesus Kristus.
3. Regina Caeli
·         dinyanyikan pada masa paska.
·         Isinya: ajakan umat beriman agar Maria bergembira bersama Gereja atas kebangkitan Puteranya Yesus Kristus dari kematian
4. Salve Regina:
·         dinyanyikan pada masa biasa setelah masa paska sampai sebelum Adventus.
·         Isinya: Maria dipuji sebagai bunda pemurah, dan harapan umat beriman. Maria diyakini sebagai pembela umat beriman pada pengadilan terakhir di hadapan Kristus sebagai HAKIM pada akhir jaman.
Dalam doa litani, Maria diberi gelar dan nama yang bermacam-macam, dan kemudian dia dipuji berdasarkan gelar-gelar itu.

Doa Rosario adalah  doa kepada atau melalui Maria dengan mendaraskan 150 kali Salam Maria sambil merenungkan peristiwa-peristiwa inti hidup Yesus dan Maria sambil menghitung biji rosario.
"Rosario" berasal dari kata bahasa Latin "rosa", artinya "bunga mawar". Sedangkan "rosario" artinya "rangkaian atau untaian karangan bunga mawar". Di Eropa dulu (dan sampai sekarang), bunga mempunyai arti yang sangat penting. Bunga bisa diberikan kepada seseorang sebagai tanda cinta, sayang atau hormat. Pada abad pertengahan khususnya, seorang hamba mempunyai kebiasaan merangkaikan karangan bunga mawar untuk kemudian dipersembahkan kepada tuannya. Diperkirakan bahwa umat Kristen pada zaman ini secara imitatif mengambil alih kebiasaan ini. Dalam devosi kepada Maria, umat Kristen menyadari diri sebagai hamba-hamba Maria. Lalu sebagai pelayaan Maria, mereka merangkaikan bunga mawar (wreaths and crowns of roses) untuk dipersembahkan kpd Maria. Demikianlah devosi marial pada abad pertengahan berpusat pada simbol bunga mawar. Caranya: Umat Kristen merangkaikan bunga mawar itu semacam mahkota, lalu meletakannya di rumah ibadat di depan gambar atau patung St. Maria. Dalam proses merangkaikan bunga mawar itu, mereka mengucapkan litani pujian kepada Maria. Dengan itu tidak terlalu sulit untuk memahami bahwa biji tasbih atau manik-manik yang sekarang lebih dikenal dengan nama BIJI ROSARIO merupakan perkembangan untaian mahkota bunga mawar itu.
Kebiasaan berdoa dengan menggunakan hitungan biji-bijian sudah sangat tua usianya dan kita temui juga dalam sejumlah agama lainnya sbb :
·         Orang peru kuno sudah memakai hitungan manil-manik dalam doa mereka.
·         Di Ninive (abad IX BC) ditemukan angka pahatan yang memperlihatkan sebuah untaian manik-manik.
·         Orang Islam, Hindu, Bunda di Cina, India dan Jepang sudah lama mengenal kebiasaan berdoa sambil memakai hitungan biji-bijian.
·         Umat Islam khususnya mengenal doa yang disebut "doa tasbih", yaitu doa yang terdiri atas sebuah untaian 99 butir untuk menyebut nama Allah yang Mahaesa.
·         Tasbih yang sama sudah ada pada umat Kristen Timur (Yunani) sejak lama yang mengulang-ulang doa pendek tertentu dengan menyebut nama Allah dan Yesus Kristus.
·         Rangkaian doa tasbih ditemukan dalam kubur Santa Getrudis dari Nivella pada abad yang ke IV.
·         Para pertapa di padang gurung dulu juga biasa memakai hitungan biji tasbih dalam doa mereka. Para pertapa itu mempunyai sebuah bakul yang berisikan kelereng yang berfungsi untuk menghubungkan doa-doa mereka yang mereka ucapkan setiap hari.
Itu berarti, pemakaian hitungan biji tasbih dalam doa-doa sudah sangat tua usia nya dan merupakan suatu gejala umum pada setiap agama, dan umumnya bertujuan untuk MENGHITUNG DOA-DOA TERTENTU SEHINGGA MUDAH DIDARASKAN BERSAMA DAN UNTUK MENCIPTAKAN KONSENTRASI WAKTU BERDOA.

Hubungan Doa Rosario dan 150 Mazmur Daud:
Pada mulanya doa Gereja perdana berpusat sekitar 150 mazmur Daud. Pada jaman Renainsance pada umumnya umat beriman, yang dapat membaca, memiliki buku doa mazmur. Pada rahib biasanya membagi 150 mazmur itu atas tiga bagian berdasarkan atas tiga pembagian waktu doa yaitu pagi, siang dan malam, sehingga menjadi 3 kali 50 mazmur. Sedangkan umat beriman, yang tidak dapat membaca, dapat mendaraskan 150 kali Doa Bapa Kami dan Salam Maria sebagai ganti 150 mazmur Daud (3 x 50) dalam waktu sehari. Dan untuk menjamin konsetrasi dalam berdoa, mereka memakai bantuan hitungan tasbih. Dengan demikan, pada mulanya doa rosario menjadi doa pengganti doa mazmur bagi saudara-saudara yang tidak dapat membaca. Sebab itu, waktu kerap kali doa Rosario disebut "Kitab mazmur Maria" (the Psalter of Our Lady). Doa Rosario dalam paralelitasnya dengan doa Mazmur dapat dirincikan sebagai berikut:
·     "Bapa Kami" sebagai pengganti Antiphon mazmur,
·     Sepuluh kali doa "Salam Maria" berperan sebagai pengganti pendarasan Mazmur,
·     dan "kemuliaan kepada Bapa..." berperan sebagai doa tanggapan

Bulan Oktober sabagai Bulan Rosario:
Semangat dan minat umat Kristen Katolik terhadap doa rosario mendorong sejumlah Paus untuk menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Paus Leo XIII secara resmi menetapkan bulan Oktober sebagai bulan rosario, menulis: "Kepada Bunda Surgawi ini kita telah persembahkan kembang-kembang mawar pada bulan Mei, maka kepadanya kita juga hendak mempersembahkan panen buah-buahan yang berlimpah bulan Oktober dengan hati yang penuh ikhlas." Pada tahun 1883, dalam Eksikliknya "Supremasi Apostolatus" Paus Leo XIII menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario bagai semua Gereja Kristen Katolik. Pada tahun 1885 malah Paus ini mengatakan bahwa umat dapat memperoleh indulgensi dengan berdoa Rosario pada bulan Oktober. Dalam sebuah suratnya, Paus Leo XIII lagi-lagi mengijinkan para petani, yang pada umumnya sangat sibuk mengumpulkan panenan pada bulan Oktober, untuk menunda berdoa Rosario pada bulan November atau Desember.

Caroline Wanni Asali, S.T.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
 dengan gubahan seperlunya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites