Sabtu, 20 April 2013

Ketika Dia

Puisi: Hendrika Era Farida Zai – St. Fransiskus Asisi, Padang

Ketika Dia memanggil,

Dalam seruan yang penuh harap dan selamat
Dalam kasih yang tiada akhir dan batas
Dalam bentangan tangan yang tiada berujung,
Adakah kita mengacuhkan-Nya?

Ketika dia berkata,
Aku tak ingin mendengar rintih tangismu
Aku tak tahan dengan ratap dan kertak gigimu
Ketika panas api yang membara
Abadi tanpa berkesudahan, menjilati sekujur tubuhmu
Adakah kita mendengarkan-Nya?

Ketika dia dengan berbagai cara,
Membawa kita pada padang rumput yang menghijau
Air yang mengalir dan mendayu lembut,
Angin yang bertiup syahdu,
Tapi, adakah kita ingin berjalan bersama dengan Dia?

Dengan mudah kita berkata
Tuhan, aku mencintai Engkau,

Melebihi tingginya gunung yang membuncah menjulang
Membelah langit!
Tuhan, Dikaulah benteng pertahanan,

Yang kepada-Mu, cintaku tak terukur dalamnya!


Namun, di luar sana...
Masih pula kita menari-nari di atas kemabukan dan fatamorgana duniawi,
Lantas,..

Pantaskah lagi diri kita di sebut anak-Nya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites